Apakah ini penyebab siswa sulit menerima ilmu ?

Pada saat sekarang banyak para anak didik kita yang telah berusaha mencari ilmu, tetapi tidak mendapatkan manfaat. Hal ini disebabkan oleh salah jalan dan sering mengabaikan persyaratan dalam mencari ilmu. Hal tersebut salah satunya adalah ta’dhimil ustadz  atau menghormati guru. Mencari keridhoan guru agaknya bukan menjadi tujuan kebanyakan para peserta didik. Diantara hal-hal tindak tanduk yang terkait pada penghormatan guru, yaitu tidak menempati tempat duduknya, tidak berbicara kecuali izin terlebih dahulu, tidakmembuat marah  dan sebagainya. Guru dan murid pada saat sekarang layaknya pertemanan yang tanpa etika khusus dalam cara sosial. Hak seorang guru saat tidak hakiki lagi, karena dalam tindak-tanduknya dimuliakan lagi. Mungkin saat ini , kondisi guru bukan bapak disekolah, tetapi sebagai teman. Pengalama spiritual tentang penghormatan terhdap guru pernah dituangkan oleh Qadli Imam Fakhrudin Al Arsybandi ( seorang ulama fiqih yang besar), ketuia Imam di Marwa yang sangat dihormati oleh sultan, pernah berkata “ Saya memperoleh kedudukan ini, karena pengabdian guru, sehingga beliau berkhidmah dan memasakan makanan beliau selama tigapuluh tahun tanpa pernah ikut memakannya”. Hal penghormatan terhadap ustad atau guru di dunia pendidikan Indonesia masih berlangsung, tetapi terbatas dikalangan pesantren. Kita lihat pada saat shalat, banyak santri di masjid yang menebarkah sajadah pada sang kyai saat berjalan masuk ke masjid. Apakah guru-guru disekolah diperlakukan seperti itu? Kenapa guru berbeda dengan kyai? Apa bedanya?