Belajar Bahasa Inggris dari Anak-Anak

Kita harus memiliki pertanyaan kenapa kita bisa berbahasa Indonesia, padahal sebelumnya kita tidak mempelajari tatabahasa. Saat kita berusia tiga atau empat, kita tak pernah membaca buku apalagi menulis, akan tetapi kita bisa berbahasa. Para orang tua mereka kita tidak memiliki metode khusus dalam mendidik anak –anak dalam berbahasa. Mereka ( para orang tua ) tiap hari memberikan perintah dan seorang anak menirunya (imitating )  dengan cara mendengar ( listening ).Secara alamiah anak-anak, situasi yang konkrit akan mudah dikenali. Misalnya seorang ibu memegang sebuah benda sambil memberi apa namanya dan seorang menirunya tanpa malu-malu untuk mengucapkannya.Dengan melakukan pengulangan ( repeating), akhirnya mereka berhasil. Kenapa saat murid-murid kita belajar disekolah mengalami hambatan dan bahkan sulit untuk berbicara dalam bahasa Inggris ? Apakah otak mereka mengalami penurunan? Saya kira tidak !!
Anak-anak ( kira-kira usia 3 -5 tahun ) lebih terbuka daripada anak-anak yang sudah duduk dibangku sekolah menengah. Anak-anak yang sedang belajar bahasa Inggris, terkadang malu-malu untuk mengucapkannya, karena suaranya terdengar aneh, takut ditertawakan oleh teman-temanya, sehingga mereka enggan untuk mengucapkannya. Apalagi jika sebagian dari mereka memilki pandangan bahwa belajar bahasa Inggris tidak penting, karena dikaitkan masalah agama. Kita sebagai guru merasa extra dalam mengajar bahasa Inggris, karena kesulitan tersebut. Sampai sering mengganti metode atau tekhnik supaya berhasil. Oleh karena, mari kita sederhanakan dengan bertindak seperti anak-anak, yaitu belajar dengan banyak mendengar ( listening ) dan mengulangi ( repeating ), dan mengurangi hal-hal yang bersifat mekanis, seperti mengajarkan tata bahasa ( grammar ) secara terperas.