Buku dalam rak ‘Calibre’ku

 

calibre

Aku mengenal dengan dunia internet pada tahun 2005, waktu itu masih kuliah. Temanku mengajak ke warnet, waktu itu hanya sedikit dan harus mengantri lama. Saat itu hanya belajar membuka dan beraksi  dengan IRC. Kemudian, aku putuskan untuk berkreasi sendiri dan belajar sendiri dengan internet. Aku selalu istiqomah pergi dengan sepeda motor dan selalu pulang malam hanya untuk mengeksplorasi. Pada tahun 2006 aku menyusun skripsi. Aku kebingungan mencari referensi untuk skripsiku. Kata teman-teman , cari saja di perpustakaan Universitas negeri, aku lalui itu, dan ternyata banyak sekali buku ada disana, tetapi sayangnya gak bisa dipinjam dan hanya boleh difotokofi. Awalnya aku heran, kenapa buku yang aturannya tidak boleh digandakan, tetapi hal itu biasa-biasa saja.  Saat itu aku hanya bisa memfotokofi tiga buku, karena harus mengantri.

Dengan keterbatasan referensi, akau mencoba mencari di internet. Aku ingat sekali dengan rumus indek index of judul tulisan+download+filetype :xxx. Waktu itu aku banyak menghabiskan waktu di internet. Sampai pada akhirnya aku menjadi gila download. Sampai buku-buku diluar materi skripsi juga aku ambil. Aku pernah berjumpa dengan salah satu link buku berekstensi file pdf dan bisa dikatakan sebagai gudangnya buku digital. Bergiga-giga buku ada disana. Awalnya aku ingin sedot semua, tetapi aku memilki keterbatasan waktu, karena aku harus ke warnet yang letaknya ada di kota. Akhirnya aku mencoba cari informasi untuk bisa berinternatan di rumah dan aku ketemu dengan HP sony ericsson yang katanya bisa dijadikan modem. Aku ingat sekali dengan tipe k 10 sebagai tipe hp yang selalu menemaniku untuk berinternet. Yah walaupun koneksinya macam keong, tetapi hanya untuk blogging itu cukup sampai seakrang. Sekarang koleksi buku mulai dari komputer ,pendidikan, hobi dan sebagainya aku kumpulkan hingga mencapai kuarang lebih 20 GB. Aku punya aplikasi calibre sebagai menajemen perpustakaan digital . Awalnya aku ingin membangun perpustakaan digital dan manual ( diprint out ) dan di letakkan  di mushalla dan di madrasah agar agar para tunas-tunas  bangsa bisa membcanya. Namun apalah daya, akau hanya mampu mengoleksi buku dan tidak bisa aku sharing, karena hal itu membutuhkan dana.