Guru yang Baik itu Mahal, tapi Guru yang Buruk Lebih Mahal

demo guru honorer

Judul yang ada dalam tulisan ini sebenarnya didapat dari kata-kata seorang tokoh yang bernama Bob Talbert dengan kata-kata asli “Good teachers are costly, but bad teachers cost more”. Entah tepat atau tidak kemudian penulis artikan sebagai apa yang penulis tulis sebagai judul. Siapa Bob Talbert ini? Penulis sendiri awalnya tidak tahu. Penulis menemukan kata-kata ini ketika hendak mencari kata-kata mutiara tentang guru dan menemukan kata-kata Bob Talbert ini. Penulis yang penasaran mengenai Bob Talbert kemudian mencari tau tentangnya. Dalam Michigan Journalism Hall of Fame, di situs MSU (Michigan State University), diperoleh informasi bahwa ia adalah jurnalis.

As important as writing was to Talbert, he equally valued his commitments to his community and to journalism education. msu.edu

Kembali ke kata-kata Bob Talbert tersebut, penulis tertarik kepada klausa pertama “Guru itu mahal” namun ketika melanjutkan ke klausa kedua ternyata tidak kalah menariknya “Guru yang Buruk Lebih Mahal”.

demo guru honorer
sumber : tempo.co

Bagi penulis klausa pertama adalah sebuah apresiasi, bahwa guru yang baik memang harus dihargai baik dengan memberikan fasilitas mengajar maupun gaji. Penulis tidak berfikir negatif untuk tidak memaknai itu sebagai sindiran bahwa guru memiliki gaji yang terlalu tinggi. Pasalnya gaji guru di Indonesia ini ada yang mahal ada yang murah, bahkan banting harga. Guru yang digaji mahal, atau lebih saya katakana mendapat gaji yang prporsional adalah guru yang statusnya pegawai negeri. Sedangkan, guru yang dihargai murah adalah guru honorer yang digaji berdasarkan jam mengajar. Misal seorang guru dalam seminggu mengajar 15 jam pelajaran dalam seminggu dan harus berangkat 6 kali perminggu maka ia akan digaji 15 x honor perjam + 24xbiaya transport. Jadi missal dalam satu jam dishonor Rp50.000,00 dan uang transport sekali datang adalah Rp10.000,00 maka dalam sebulan guru menerima honor 50.000×15 + 24×10.000 = 840.000. Itu kalau perjamnya dishonor Rp50.000,00 di Yogyakarta ada yang hanya mampu menggaji gurunya Rp15.000,00/jam dan tanpa uang transport. Mahal?

Selanjutnya klausa yang kedua, “Guru yang Buruk Lebih Mahal”. Klausa yang menggelitik ini penulis baca berkali-kali untuk mendapati maknanya. Kemudian didapatlah dalam pemahaman penulis bahwa guru yang buruk kinerjanya apabila mendapat penghargaan materi yang sama dengan guru yang baik maka dapat disimpulkan bahwa sekolah mengeluarkan uang untuk membiaya guru yang kurang bisa menjalankan proses belajar mengajar dengan baik, sehingga uang yang dikeluar walaupun sama dengan mengeluarkan uang untuk menggaji guru yang baik namun hasil pendidikan tidak baik. Rugi?

Bahasa menunjukkan bangsa. Kalau di kampung Bob Talbert sana ada kata-kata “Good teachers are costly, but bad teachers cost more”, barangkali di negeri kita punya kata-kata sendiri entah itu buruk atau baik guru adalah “Pahlawan tanpa tanda jasa”.