MALANG –- Berbagai cara dapat ditempuh untuk membayar biaya sekolah. Misalnya, seperti cara unik yang diterapkan di SMKN 6 Kota Malang. Sekolah kejuruan bidang teknologi ini siswa-siswinya dianjurkan mengumpulkan sampah untuk membayar uang sekolah tiap bulannya.
SMK yang berlokasi di Jalan Ki Ageng Gribig Kota Malang tersebut sejak dua bulan lalu membuka bank sampah di sekolah tersebut. Tujuannya ialah meringankan biaya sekolah dari hasil menjual barang-barang yang sudah tidak terpakai lagi.
Selaku koordinator Pengelolaan Sampah SMKN 6, Sulaiman Sulang, menuturkan peluncuran resmi bank sampah sekolah baru dilakukan sepekan lalu. “Usai percobaan dua bulan ternyata animo siswa cukup tinggi sehingga mulai resmi diterapkan seminggu terakhir,” ujar dia, kepada Republika.co.id, Selasa (4/10) di Malang Jawa Timur.
Para Pelajar SMKN 6 diminta secara suka rela untuk mengumpulkan sampah di sekolah. Kemudian, Sampah-sampah tersebut ditimbang dan diberi harga per kilogram menurut jenisnya, Misal untuk sampah botol dihargai Rp 2.500 per kilogram, kertas HVS Rp 3.500 per kilogram, dan kertas koran Rp 2 ribu perKGnya.
Tiap-tipa anak yang menyetorkan sampah akan memperoleh buku catatan sendiri-sendiri. Hasil penjualan sampah tiap anak akan diakumulasi di tiap akhir bulannya. Biaya sekolah sebesar Rp 175 ribu per bulan secara otomatis diambil dari saldo penjualan sampah tiap siswa.
Ide ini merupakan tindak lanjut dari prestasi sekolah yang sudah mengantongi predikat sekolah Adiwiyata Mandiri. Adiwiyata Mandiri ialah penghargaan tertinggi di Tanah Air kepada sekolah yang cinta dan peduli lingkungan.
Selain itu juga penerapan sistem bank sampah juga didasari adanya orang tua siswa yang meminta keringanan biaya. Saat ini sebanyak 40 persen dari 2.600 siswa SMKN 6 mengajukan keringanan biaya pendidikan. Gagasan bank sampah dinilai sebagai solusi efektif meringankan beban orang tua murid.
Supaya lebih teratur, tiap kelas memperoleh jadwal apabila siswa-siswanya hendak menjual sampah. Setiap hari Jumat, tumpukan sampah yang terkumpul diambil oleh Bank Sampah Kota Malang, Jatim. Sulaiman sebagai koordinator menjelaskan sampah yang dijual ke Bank Sampah Kota Malang dihargai Rp 500 lebih mahal per kilogramnya. “Laba dari penjualan sampah kita gunakan untuk membiayai operasional bank sampah sekolah,” kata dia. (Sumber : http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/16/10/05/oejyhk368-biaya-sekolah-di-malang-ini-bisa-dibayar-dengan-sampah)