Komunikasi Kerja dan Pengembangan Karir

Oleh : Nur Almuna

Program Studi Magister Manajemen, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta

PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG

Dalam suatu perusahaan ataupun organisasi sumber daya manusia merupakan asset terpenting dibandingkan dengan faktor lainnya. Komunikasi menjadi salah satu hal  yang terpenting untuk kemajuan suatu organisasi maupun dalam suatu perusahaan. Dalam dunia kerja yang terus berkembang, komunikasi menjadi pondasi bagi kesuksesan individu dalam mengembangkan karir mereka. Komunikasi yang baik bukan hanya tentang bagaimana pesan disampaikan, tetapi juga seberapa baik pesan tersebut dapat dipahami dan diterima oleh penerima.

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain lain. Melalui penggunaan symbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain (Berelson dan G.A.Steiner, 2010).  Komunikasi yang baik dalam sebuah organisasi ataupun perusahaan sangat penting karena dapat membuat terciptanya situasi yang baik yang membuat kinerja karyawan  semakin meningkat, dan yang sangat penting ketrampilan dalam berkomunikasi dapat membuat kesuksesan karir. Untuk mencapai kinerja yang baik dalam suatu organisasi, semua anggota organisasi harus memiliki hubungan komunikasi. Melalui komunikasi, informasi dan gagasan dapat dikirim dan saling dipertukarkan. Kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik tidak hanya meningkatkan hubungan antar pribadi di tempat kerja, tetapi juga menjadi faktor kunci dalam membangun pemahaman yang jelas, memecahkan konflik, mengkoordinasikan tugas, serta mengembangkan relasi yang berkelanjutan dengan rekan kerja, atasan dan klien. Pentingnya komunikasi yang efektif adalah adanya kedekatan antara pimpinan dan bawahan dalam hal hubungan kontak antara individu maupun kelompok. Diantara atasan dan bawahan harus ada timbal balik. Komunikasi yang efektif menjadi instrument penting dalam membangun reputasi profesional, memperluas jaringan, memperoleh kesempatan karir, dan meningkatkan ketrampilan kepemimpinan (Nuryadi et al., 2017).

Sedangkan komunikasi yang buruk akan dapat menghambat kinerja kelompok. Sehingga bisa menyebabkan sumber konflik interpersonal. Kurangnya komunikasi akan membuat karyawan menjadi tidak produktif sehingga membuat karyawan tidak dapat fokus dalam pekerjaannya. Salah satu faktor dalam pencapaian kemajuan suatu organisasi adalah sumber daya  manusia yang harus didukung dalam pencapaian tujuan organisasi. Pengelolaan sumber daya manusia yang benar akan menghasilkan sumber daya yang berkualitas dalam suatu organisasi atau perusahaan.

Komunikasi yang salah menjadi penyebab sebagian besar masalah Perusahaan. Kesalahan tersebut dapat menimbulkan kesalahpahaman dan menyebabkan gagalnya sebuah rencana yang telah tersusun rapi. Kesalahan komunikasi juga berdampak pada kinerja individu, Hambatan-hambatan yang banyak dijumpai di perusahaan ini adalah hambatan individual seperti pola pikir, usia, emosi, kemampuan, juga status.

Selain komunikasi, kinerja organisasi dapat diperoleh dari umpan balik karyawan seperti pengembangan karir. Pengembangan karir merupakan proses yang terus berlangsung dan memerlukan berbagai ketrampilan, pengetahuan, serta pemahaman yang luas. Pada saat ini pengembangan karir menjadi keputusan penting bagi karyawan, implikasi bagi  perusahaan adalah bahwa perpindahan di antara sumber daya manusia menjadi sangat biasa.

I.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah :

  1. Bagaimanakah fungsi komunikasi ?
  2. Bagaimana peran komunikasi efektif dalam mempengaruhi perkembangan karir individu ?
  3. Apa saja hambatan-hambatan dalam komunikasi di tempat kerja yang dapat menghambat pengembangan karir seseorang ?
  4. Bagaimana komunikasi antar tim yang efektif mempengaruhi pencapaian tujuan karir dalam sebuah organisasi ?

BAB II

PEMBAHASAN

Komunikasi merupakan kunci yang sangat penting dalam pengembangan karir seseorang. Menurut (Billie J Wahlstrom, 1992) komunikasi adalah proses dimana terjadi pemberian informasi, gagasan dan perasaan yang tidak saja dilakukan secara lisan dan tertulis melainkan melalui bahasa tubuh, atau gaya atau tampilan pribadi, atau hal lain di sekelilingnya yang memperjelas sebuah makna. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang kepada orang lain. Komunikasi dapat mengalir secara vertikal atau lateral , vertikal dibagi menjadi arah keatas dan kebawah. (Behavior et al., n.d.)

  1. Komunikasi ke bawah,

Komunikasi yang mengalir dari satu tingkat kelompok atau organisasi yang lebih rendah. Pemimpin dan manajer kelompok menggunakannya untuk menetapkan tujuan, memberikan instruksi kerja, menjelaskan kebijakan dan prosedur, menunjukkan masalah yang memerlukan perhatian, dan menawarkan umpan balik tentang kinerja. Masalah dalam komunikasi ke bawah adalah sifatnya yang satu arah: Manajer memberikan informasi kepada bawahan, namun jarang meminta nasehat atau pendapat mereka.

b. Komunikasi ke atas

Komunikasi keatas mengalir ke tingkat yang lebih tinggi dalam kelompok atau organisasi. Digunakan untuk memberikan umpan balik kepada atasan, memberitahu mereka tentang kemajuan menuju tujuan, dan menyampaikan masalah saat ini. Komunikasi keatas membuat manajer sadar tentang perasaan karyawan terhadap pekerjaan mereka, rekan kerja, dan organisasi secara umum. Mendapatkan ide tentang bagaimana kondisi dapat diperbaiki.

c. Komunikasi lateral/ Komunikasi Horisontal,

Komunikasi terjadi antara kelompok kerja pada tingkat yang sama, manajer pada tingkat yang sama, atau pekerja lain yang setara secara horizontal. Keuntungan dari komunikasi lateral adalah dapat menghemat waktu dan memfasilitasi koordinasi.

Menurut (Dr. H. Sutardji, S.P.,Drs.,S.Fi., 2010) terdapat beberapa indikator-indikator komunikasi yang efektif, yaitu :

  1. Pemahaman, yaitu kemampuan untuk memahami pesan dengan cermat seperti yang dimaksud oleh komunikator,
  2. Kesenangan, yaitu jika proses komunikasi itu selain menyampaikan informasi secara sukses, juga dapat berlangsung dalam suasana yang menyenangkan dengan kedua belah pihak,
  3. Pengaruh pada sikap, yaitu tujuan berkomunikasi adalah untuk mempengaruhi sikap. Apabila berkomunikasi dengan orang lain kemudian terjadi perubahan pada perilakunya dalam hal ini dapat dikatakan komunikasi yang terjadi adalah efektif, dan jika tidak ada perubahan dalam sikap seseorang, maka komunikasi yang dilakukan tersebut tidak efektif,
  4. Hubungan yang makin baik, yaitu bahwa dalam proses komunikasi yang efektif secara tidak sengaja meningkatkan kadar hubungan interpersonal, jika orang memiliki persepsi yang sama, kesamaan karakter, cocok, dengan sendirinya hubungan akan terjalin dengan baik,
  5. Tindakan, yaitu komunikasi akan efektif jika kedua belah pihak setelah berkomunikasi terdapat adanya perubahan sebuah tindakan terhadap komunikan maupun komunikator.

Berkomunikasi lebih dari sekedar menyampaikan makna, namun makna itu juga harus bisa dipahami. Komunikasi yang sempurna, jika ada akan terjadi ketika sebuah pemikiran atau ide disampaikan sehingga penerima merasakan gambaran mental yang persis sama dengan pengirim. Komunikasi memiliki empat fungsi utama dalam kelompok atau organisasi yaitu kontrol, motivasi, ekspresi emosional, dan informasi.

1. Fungsi kontrol/perilaku anggota dalam beberapa cara. Organisasi memiliki hierarki otoritas dan pedoman formal. Karyawan diharuskan mengikuti, mematuhi kebijakan perusahaan, mengikuti uraian tugas, komunikasi menjalankan fungsi kontrol.

  • Komunikasi memupuk motivasi dengan menjelaskan bagaimana  mereka dapat meningkatkan kinerjanya. Pembentukan tujuan spesifik, umpan balik mengenai kemajuan menuju tujuan, dan penghargaan atas perilaku yang diinginkan, semuanya merangsang motivasi dan memerlukan komunikasi.
  • Ekspresi emosional perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial ada pada komunikasi dalam kelompok yaitu mekanisme mendasar Dimana anggota menunjukkan kepuasan dan frustasi mereka.
  • Fungsi Informasi, adalah untuk memudahkan pengambilan keputusan. Komunikasi menyediakan informasi individu dan kelompok perlu membuat keputusan dengan mengirimkan data yang diperlukan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi pilihan.

Setiap interaksi komunikasi menjalankan satu atau lebih fungsi-fungsi ini, dan tidak satupun dari keempat fungsi tersebut yang lebih penting daripada yang lain.

Komunikasi yang efektif memastikan bahwa individu mampu memahami tugas dan tanggungjawab mereka dengan jelas, sehingga dapat membantu dalam melaksanakan pekerjaan dengan baik, menunjukkan kompetensi, dan memperoleh pengakuan di tempat kerja. Dalam lingkungan kerja dengan komunikasi yang efektif  meningkatkan kreativitas, inovasi dan kemampuan yang dimiliki. Seorang pemimpin yang mampu berkomunikasi dengan jelas, memberikan arahan yang tepat, dan memotivasi timnya akan mempengaruhi karir individu. Individu akan mendapatkan pengalaman baru yang dapat meningkatkan pengetahuan untuk maju dalam karir. Selain komunikasi dengan pimpinan perlu juga komunikasi dengan rekan kerja maupun klien. Hubungan ini nantinya dapat membuka peluang baru untuk mendapatkan promosi dalam pengembangan karir.

Komunikasi yang buruk akan menjadi hambatan dalam pencapaian pengembangan karir, hal ini menjadi sumber konflik interpersonal karena individu waktunya hanya untuk menulis, membaca, berbicara, mendengarkan sehingga kurangnya waktu untuk berkomunikasi Mendengarkan adalah bagian penting dari komunikasi yang sering terabaikan. Selain itu akan timbul masalah bila komunikasi dalam organisasi buruk misalnya beban kerja individu yang bertambah akan berdampak pada kebosanan dalam pekerjaan sehingga mengalami penurunan kesehatan dan kelelahan dalam bekerja, sehingga akan berdampak pada penurunan produktifitas pada kinerja karyawan.  Masalah lainnya adalah kurangnya dalam memberikan motivasi yang menyebabkan penurunan pada kinerja karyawan, yaitu tidak mendapatkan hak-haknya yaitu mengenai fasilitas yang diberikan perusahaan, kesejahteraan, jaminan kesehatan, hak untuk cuti, jam kerja yang sama, pelatihan kerja (Putu & Saharani, 2022).  Komunikasi lebih dari sekedar penyampaian makna, makna itu harus dapat difahami. Ketika seseorang tidak mendengar dengan baik, pesan yang disampaikan bisa salah dipahami. Karena itu komunikasi harus menyertakan keduanya transfer dan pemahaman makna (Behavior et al., n.d.). Komunikasi juga dapat mempengaruhi penurunan kinerja karyawan diantaranya komunikasi internal, beban kerja, dan motivasi kerja..

Gangguan eksternal seperti lingkungan kerja atau masalah pribadi juga dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk berkomunikasi dengan baik. Selain itu perbedaan Budaya dan Bahasa juga juga dapat menjadi sebuah hambatan, terkadang perbedaan ini bisa menyebabkan kesalahpahaman.    

Sejumlah hambatan dapat memperlambat atau mengganggu komunikasi efektif, hambatan yang perlu kita kenali dan kurangi antara lain (Behavior et al., n.d.). Persepsi selektif,, penting karena penerima dalam proses komunikasi secara selektif melihat dan mendengar berdasarkan kebutuhan, motivasi, pengalaman, latar belakang, dan karakteristik pribadi lainnya.

  1. Informasi yang berlebihan, karena individu mempunyai keterbatasan dalam hal pemrosesan data.
  2. Emosi,  dalam penafsiran pesan yang sama akan berbeda saat keadaan marah ataupun putus asa. Kita cenderung mengabaikan proses berpikir rasional dan obyektif dan menggantinya dengan penilaian emosional.
  3. Bahasa, Dalam berkomunikasi dengan Bahasa yang sama, kata-kata yang memiliki arti yang berbeda bagi orang yang berbeda. Usia dan konteks adalah dua faktor terbesar yang mempengaruhi perbedaan tersebut.
  4. Kesunyian, Sangat mudah untuk mengabaikan keheningan atau kurangnya komunikasi karena hal ini ditentukan oleh tidak adanya informasi. Kesunyian dapat menjadi pesan untuk mengkomunikasikan ketidaktertarikan atau ketidak mampuan dalam menangani suatu topik.
  5. Kekhawatiran komunikasi/kecemasan social, yaitu kecemasan yang tidak semstinya dalam komunikasinlisa,komunikasi tertulis, atau keduanya.
  6. Penyajian informasi yang keliru/kebohongan, Hal ini tidak dapat dideteksi, karena tidak ada isyarat nonverbal atau verbal yang khusus utuk berbohong. Mengalihkan pandangan, berhenti sejenak, dan mengubah postur tubuh juga bisa menjadi tanda kegugupan , rasa malu, atau keraguan.

Pengembangan sumber daya manusia dikaitkan dengan keberhasilan organisasi sangat penting untuk mengintegrasikan karyawan ke dalam organisasi dan pada saat yang sama memfasilitasi dinamika organisasi, seperti motivasi, komitmen organisasi, dan kepuasan kerja karyawan (Behavior et al., n.d.) . Semakin besar kecocokan atau kesamaan antara tujuan dan rencana karier individu dengan rencana organisasi terhadap karyawan, maka semakin positif hasil motivasi dan semakin besar pula tingkat kepuasan kerja karyawan tersebut.

Pengembangan karir adalah suatu kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan status seseorang dalam suatu organisasi pada jalur karir yang telah ditetapkan pada organisasi (Ardana et al, 2012) . Pengembangan karir diperlukan untuk meningkatkan keterampilan atau kemampuan bekerja tim dan untuk meningkatkan kecepatan penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan. Komitmen organisasi dalam suatu pengembangan karir akan mempengaruhi perilaku individu dan membentuk kerjasama antar individu untuk mencapai tujuan bersama dalam organisasi. Pengembangan karir merupakan suatu proses peningkatan kemampuan kerja individu yang dicapai dalam rangka mencapai karir yang diinginkan, dan juga dapat menjadikan karyawan mempunyai kemampuan yang lebih tinggi dari kemampuan yang dimiliki sebelumnya.

Sistem pengembangan karir merupakan komponen kunci dari aktivitas individu dan organisasi dan program-program ini biasanya dieksplorasi sebagai aktivitas tersendiri dalam organisasi. Selain itu, pengembangan karir terutama yang berkaitan dengan kompetensi pekerjaan dan memperoleh pengalaman dalam pekerjaan tertentu. Untuk mendapatkan dan mempertahankan pekerjaan di pasar tenaga kerja yang terus berubah ini, individu semakin memerlukan kompetensi karir untuk membantu mereka mengelola karir mereka (Kaya & Ceylan, 2014). Seperti pengembangan kemampuan, mempertahankan keterampilan yang ada, dan mempersiapkan masa depan setelah promosi. Perusahaan berinvestasi dalam program pengembangan karir karena beberapa alasan yaitu untuk meningkatkan kinerja karyawan, meningkatkan kinerja manajerial, mengajarkan budaya perusahaan kepada tenaga penjualan, memperkuat nilai-nilai prinsip, membantu tenaga penjualan dalam peningkatan karir, dan menawarkan manfaat tambahan kepada karyawan, terutama generasi muda yang ingin berkembang dan memegang kendali atas karirnya. Program pengembangan karir memungkinkan semua pekerja untuk maju dalam suatu organisasi sejak awal karirnya. Program-program tersebut juga membantu menentukan jalur karier dan menghilangkan hambatan terhadap kemajuan karier. Selain itu, program-program tersebut mempercepat alur kerja dalam organisasi dengan memberikan pelatihan bagi personel yang jalur kariernya lebih stabil dan kini mengalami peningkatan mobilitas.

Dalam populasi kerja yang terdiri dari individidu-individu yang lahir dan besar dalam masyarakat individualitas, suatu organisasi dapat merubah individu tersebut menjadi pemain tim. Ciri-ciri pribadi tampaknya menjadikan beberapa orang kandidat yang lebih baik untuk bekerja dalam tim yang berbeda. Sebuah tim yang terdiri dari orang-orang yang dengan senang hati berkomitmen pada proyek dan satu sama lain akan menghasilkan kinerja yang lebih baik daripada individu yang brilian setiap saat. Tim terkadang dapat mencapai prestasi yang tidak dapat dicapai oleh individu. Tim lebih fleksibel dan responsive terhadap perubahan peristiwa. Mereka dapat dengan cepat berkumpul, menyebarkan, memfokuskan kembali, dan membubarkan. Manajemen mencari sinergi positif yang akan menciptakan peningkatan kinerja. Penggunaan  tim secara ekstensif menciptakan potensi bagi organisasi untuk menghasilkan output yang lebih besar tanpa menambah jumlah karyawan.

Komunikasi antar tim yang efektif mempunyai dampak yang sangat besar yang dapat mempengaruhi tujuan karir dalam sebuah organisasi. Komunikasi yang efektif memungkinkan anggota tim untuk bekerjasama dengan lebih baik, yaitu adanya pertukaran ide, pemecahan masalah  bersama, dan juga untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan cara ini tim merasakan kepuasan yang diberikan oleh kerja tim (Behavior et al., n.d.).

Ada empat faktor yang berkaitan dengan kinerja tim yaitu :

  1. Sumber daya yang memadai

Setiap tim kerja bergantung pada sumber daya di luar kelompok untuk mempertahankannya. Kekurangan sumber daya secara langsung mengurangi kemampuan tim untuk melakukan tugasnya secara efektif dan mencapai tujuannya.

  • Kepemimpinan dan struktur

Tim tidak dapat berfungsi jika mereka tidak dapat menyepakati siapa yang melakukan apa dan memastikan semua anggota berbagi beban kerja. Menyepakati hal-hal spesifik dalam pekerjaan dan bagaimana hal tersebut dipadukan untuk mengintegrasikan ketrampilan individu  memerlukan kepemimpinan dan struktur.

  • Iklim kepercayaan

Anggota tim yang efektif saling percaya. Juga percaya kepada pemimpin mereka. Anggota tim lebih cenderung mengambil resiko dan mengungkap kerentanan Ketika mereka yakin dapat mempercayai orang lain dalam tim mereka. Hal ini memungkinkan tim untuk menerima dan berkomitmen terhadap tujuan dan Keputusan pemimpinnya.

  • Evaluasi kinerja dan sistem penghargaan

Evaluasi dan insentif kinerja individu dapat mengganggu pengembangan tim berkinerja tinggi. Selain mengevaluasi dan memberi penghargaan kepada karyawan atau kontribusi individu mereka, manajemen harus memodifikasi system evaluasi dan penghargaan tradisional yang berorientasi individual untuk mencerminkan kinerja tim dan focus pada system hibrida yang mengakui anggota individu atas keistimewaan mereka. Penilaian berbasis kelompok, pembagian keuntungan, insentif kelompopk kecil, dan modifikasi system lainnya dapat memperkuat Upaya dan komitmen tim.

Untuk menunjang pengembangan karir maka dilakukan kegiatan pengayaan pekerjaan, jenjang kemajuan karir, lokakarya karyawan, dan rotasi pekerjaan.  untuk membantu karyawan meningkatkan ketrampilan pemecahan masalah, komunikasi, negosiasi, manajemen konflik, dan pelatihan. Beberapa organisasi mengakui karyawan berkinerja tinggi dan memberi mereka lingkungan yang menjanjikan untuk mengambil risiko dan mencapai peningkatan ketahanan karir. Sebagai hasil dari pengenalan pelatihan tim, karyawan berkesempatan  mendapatkan promosi kenaikan jabatan yang lebih tinggi. Sebuah tim yang efektif membutuhkan waktu dalam perkembangannya. 

Komunikasi antar tim yang efektif mempunyai dampak yang sangat besar yang dapat mempengaruhi tujuan karir dalam sebuah organisasi. Komunikasi yang efektif memungkinkan anggota tim untuk bekerjasama dengan lebih baik, yaitu adanya pertukaran ide, pemecahan masalah  bersama, dan juga untuk mencapai tujuan organisasi.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Berdasarkan dari pembahasan di atas, maka kesimpulan yang dapat dikemukakan adalah komunikasi mempunyai pengaruh positif terhadap kualitas kinerja karyawan. Untuk itu menjaga kualitas komunikasi serta memastikan karyawan memiliki  kompetensi sangat penting dilakukan oleh suatu organisasi atau perusahaan. Adanya komunikasi efektif maka dapat menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam perusahaan dan akan meningkatkan kinerja karyawan menjadi lebih baik sehingga dapat menguntungkan bagi perusahaan.

Komunikasi antar tim yang efektif mempunyai dampak yang sangat besar yang dapat mempengaruhi tujuan karir dalam sebuah organisasi. Komunikasi yang efektif memungkinkan anggota tim untuk bekerjasama dengan lebih baik untuk mencapai tujuan organisasi.

SARAN

  1. Mengusahakan membangun komunikasi yang baik  antar karyawan dalam suatu perusahaan maupun berkomunikasi dengan atasan tanpa memandang status ataupun posisi yang diduduki.
  2. Komunikasi antar tim mempunyai dampak yang baik bagi perkembangan organisasi sehingga tetap terus dikembangkan.
  3. Dalam pengembangan karir individu dalam suatu perusahaan tidak lepas dari campur tangan perusahaan untuk memberikan ketrampilan, pelatihan, lokakarya dan sebagainya agar karyawan memiliki kompetensi yang baik, sehingga dapat meningkatkan karirnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ardana et al. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Graha Ilmu.

Behavior, O., Hobfoll, S. E., Halbesleben, J., Neveu, J., & Westman, M. (n.d.). Conservation of Resources in the Organizational Context : The Reality of Resources and Their Consequences. 103–130.

Berelson dan G.A.Steiner. (2010). Human Behaviour An Inventory of ScientifieFinding. Harcurt,Brank.

Billie J Wahlstrom. (1992). Perspectives om human communication. Wm. C. Brown Publishers.

Dr. H. Sutardji, S.P.,Drs.,S.Fi., M. S. (2010). Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Deepblish.

Kaya, Ç., & Ceylan, B. (2014). An Empirical Study on the Role of Career Development Programs in Organizations and Organizational Commitment on Job Satisfaction of. 3(3), 178–191. https://doi.org/10.11634/216796061403551

Nuryadi, H., Widayati, C., & dan Mukti Rahardjo, T. (2017). PENGARUH KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus pada Kayawan PT Ideal Fastener Indonesia). Ilmiah Manajemen Bisnis, 3(2), 170–188.

Putu, N., & Saharani, C. (2022). Pengaruh Komunikasi Internal , Beban Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan. 2(4), 1032–1042.