Merancang Bahan Ajar Berbasis TIK dengan OMPETIR

pembelajaran TIK OMPETIR

pembelajaran TIK OMPETIRBahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis, baik tertulis maupun tidak dengan maksud menciptakan suasana siswa belajar. Pembuatan bahan ajar bagi seorang guru adalah sesuatu yang mutlak, jika akan meningkatkan proses pembelajaran yang dilakukannya. Bahan ajar berbasis TIK adalah adalah bahan ajar yang dikonsep dan diaplikasikan dengan menggunakan teknologi informatika dan komunikasi. Bahan ajar berbasis TIK dalam perkembangannya dianggap paling menciptakan suasana belajar siswa sehingga terus dikembangkan oleh pemerintah. Oleh karena itu, guru saat ini mau tidak mau harus mampu membuat bahan ajar berbasis TIK. Bahan ajar berbasis TIK jika dibuat secara benar dan lebih berkualitas akan dapat dimanfaatkan pula sebagai media pembelajaran interaktif. Hal ini tentu akan lebih memudahkan guru dalam proses tranformasi pengetahuan dan juga memudahkan siswa dalam menerima pengetahuan tersebut. Berdasarkan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat bahan ajar berbasis TIK, maka ada tujuh hal yang perlu ada dalam bahan ajar tersebut. Untuk memudahkan mengingat sekaligus dapat menuntun guru membuat bahan ajar, ketujuh hal tersebut disingkat OMPETIR.

1.       Original

Guru dalam membuat bahan ajar berbasis TIK kiranya dapat menjunjung nilai ilmiah yakni original atau keaslian. Guru bersangkutanlah yang mengetahui apa dan bagaimana bahan ajar yang akan dibuatnya, sehingga guru itulah yang harus membuatnya. Bahan ajar yang menurut pada guru, bukan guru yang menurut pada bahan ajar. Artinya, konsep tentang proses dan teknik pembelajaran yang efektif pada siswa sangat dipahami oleh guru sehingga bahan ajar harus disusun oleh guru itu sendiri. Guru jangan latah kepada orang-orang yang hanya melakukan “copy paste” terhadap materi powerpoint seseorang, lalu mereka juga menjelaskan materi tersebut dengan powerpoint yang sama sekali tidak ada perubahan kecuali pada bagian nama pembuat.

2.       Mutu

Bahan ajar yang dibuat tidak asal jadi. Perlu memperhatikan mutu dari bahan ajar yang dirancang. Tentu saja kurang bermutu jika bahan ajar TIK hanya dipresepsikan asalkan menggunakan laptop dan in focus saja. Bahan ajar TIK semestinya menggunakan aplikasi microsof powerpoint dan sejenisnya, meskipun pada bagian-bagian tertentu dapat saja memanfaatkan aplikasi lainnya. Tentu tidak bermutu bahan ajar yang hanya menampilkan hasil download buku BSE, meskipun itu lengkap SK KD serta indikator dan tujuannya.

3.       Praktis

Salah satu hakikat dari bahan ajar adalah kepraktisan dibanding dengan buka ajar (buku paket). Oleh karen itu, jangan sampai bahan ajar TIK yang dibuat justru hanya memindahkan catatan-catatan yang ada di dalam buku meskipun itu diketik pada powerpoint. Bahan ajar tidak bertujuan menggantikan guru menjelaskan, tetapi bertujuan memudahkan. Selain itu, praktis juga harus ada pada aplikasi powerpoint yang telah berisikan bahan ajar tersebut. Jangan sampai pemanfaatkan bahan ajar TIK yang telah jadi, sulit dimanfaatkan karena banyaknya fitur yang membuatnya tidak praktis lagi.

4.       Estetik

Meskipun konten atau isi yang memang harus diutamakan, namun nilai estetik adalah sesuatu yang cukup besar pengaruhnya. Ketertarikan siswa pada bahan ajar TIK yang dibuat biasanya dari tampilannya yang menarik. Oleh karen itu, merancang bahan ajar TIK diperlukan pula jiwa seni atau estetika. Contoh, pembuatan garis saja perlu memikirkan ketebalannya sehingga lebih indah terlihat. Namun, sangat dijaga jangan sampai keinginan memperindah justru membuatnya vulgar apalagi norak.

5.       Tujuan

Merancang bahan ajar berbasis TIK perlu dilandasi oleh tujuan yang akan dicapai. Apa yang diharapkan kepada siswa setelah guru menampilkan bahan ajar tersebut. Oleh karen itu, sejatinya tujuan yang akan dicapai tertulis dalam bahan ajar berbasis TIK yang dibuat. Meski pencapaian tujuan mampu tercapai hanya dengan memanfaatkan buku paket pada saat proses pembelajaran, namun kualitas pencapaian tujuan jika memanfaatkan bahan ajar akan lebih baik, efektif, dan efisien. Pada buku paket, bisa saja siswa mampu menyebutkan ibukota provinsi Sulawesi Selatan, namun jika bahan ajar TIK lebih dari itu, selain mampu menyebutkan juga mampu menunjuk letaknya.

6.       Interaktif

Perbedaan yang sangat jelas bahan ajar berbasis TIK dengan bahan ajar lainnya adalah karena bahan ajar berbasis TIK lebih interaktif. Selain interaktif pada saat proses penjelasan materi karena mampu memperlihatkan animasi gerak yang tentu saja tidak didapatkan pada bahan ajar lainnya, juga interaktif pada saat interaksi dengan siswa. Pemberian latihan dan evaluasi materi pada siswa dapat diset lebih interaktif.

7.       Reliabel

Kata reliabel biasanya familiar dalam dunia penelitian. Meskipun demikian reliabel dapat diartikan handal. Handal atau andal dalam kamu bahasa Indonesia berarti “dapat dipercaya” dan “memberikan hasil yang sama=konsisten”. Bahan ajar berbasis TIK sejatinya harus reliabel, yakni terpercaya konten atau materi yang dijelaskan serta konsisten. Konten yang utama harus terpercaya dan konsisten tidak berubah-ubah. Namun, konten pelengkap bisa saja berubah sesuai kretivitas guru yang membuat bahan ajar tersebut. Contoh, penjelasan tentang makhluk hidup, konten tentang ciri-ciri makhluk hidup tentu harus reliabel (terpercaya dan konsisten), meskipun pengungkapan ciri-ciri makhluk hidup dapat menggunakan kalimat atau tampilan berbeda-beda.

Demikian ketujuh hal yang sejatinya diperhatikan dalam merancang bahan ajar berbasis TIK terutama aplikasi powerpoint dan sejenisnya. SEKIAN.