Pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru, baik jika mengusung pembelajaran inovatis yang hal ini pembelajar Cooperative learning. Banyak guru yang belum mengetahui pengertian Cooperative learning. Berikut ini pengertian dan contoh pembelajaran Cooperative learning.
A. Pengertian Pembelajaran COOPERATIVE LEARNING
Jollife (2007: 3) menyatakan bahwa Cooperative learning adalah suatu pembelajaran yang menekankan upaya kerjasama siswa dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling mendukung satu sama lain dalam rangka meningkatkan pembelajaran mereka sendiri dan yang lainnya. Terwel (Gillies & Ashman, 2003: 54) menyatakan bahwa cooperative learning dirancang dan diimplementasikan untuk mengembangkan strategi-strategi social serta sikap-sikap social yang bisa diterima oleh siswa.
Cooperative learning juga berfungsi untuk meningkatkan hubunganhubungan sosial antarkelompok dan antaranggota dalam kelompok. Oleh karena itu, cooperative learning merupakan pembelajaran yang mengarah pada pengembangan social maupun kognitif manusia. Menurut Jollife (2007: 3) terdapat dua unsur utama yang harus ada pada cooperative learning, antara lain:
1. Ketergantuangan positif
Ketergantungan positif harus dijalan oleh masing-masing siswa dalam kelompok mereka sebab melalui ketergantungan tersebut (dalam wujud kerjasama), makas semua anggota kelompok akan mampu memberikan kontribusi terhadap pembelajaran kelompok tersebut. Guru mempersiapkan siswa untuk belajar sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota kelompok merasa memiliki tanggung jawab atas tugas yang diberikan. Siswa harus terstimulasi untuk merasa “one for all and all for one”.
2. Tanggungjawab
Individu Seluruh siswa dalam satu kelompok tetap memiliki tanggung jawab atas bagian pembelajaran yang dibebankan padanya. Namun demikian, siswa tidak boleh hanya merasa bahwa ia memiliki tanggung jawab personal dan serta merta mengabaikan tanggung jawabnya pada kelompok, namun ia perlu menyadari bahwa ada dua tanggung jawab yang harus dijalankan, yakni tanggung jawab individu untuk menyelesaikan bagiannya serta tanggung jawab bersama sebagai bagian dari kelompoknya.
Menurut Johnson & Johnson Model (Felder & Brent, 2007: 2), terdapat lima unsur dalam cooperative learning yang membedankannya dari pembelajaran kelompok saja. Unsur-unsur tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Ketergantungan positif Anggota kelompok berkewajiban untuk saling bekerjasama dengan sesame anggota kelompoknya.
2. Tanggungjawab individu Setiap individu dalam kelompok memiliki tanggungjawab bersama untuk keberhasilan pembelajarannya.
3. Interaksi face-to-face Sesama anggota kelompok harus berinteraksi satu sama lain, saling memberikan feedback, alasan, kesimpulan, dan dukungaan.
4. Penggunaan keterampilan kolaboratif secara tepat Setiap siswa didorong untuk melatih keterampilan-keterampilan kolaboratif mereka untuk membangun kepercayaan, kepemimpinan, pengambilan keputusan, komunikasi, dan manajemen konflik.
5. Pengolahan kelompok Semua anggota kelompok ikut andil dalam menentukan tujua kelompok, secara periodic menilai apa yang sudah dilakukan, dan mengidentifikasi perubahanperubahan yang terjadi sebagai upaya perbaikan dan persiapan untuk selanjutnya.
1. Metode-metode dalam Cooperative Learning Menurut Felder & Brent (2007: 3-4) metode-metode dalam cooperative learning adalah sebagai berikut:
a. Problem Sets
Pada metode ini, siswa diberikan satu tugas kelompok untuk dikerjakan bersama. Siswa berhak untuk menuliskan nama-nama anggota kelompok yang berpartisipasi dalam penyelesaikan tugas dan mengabaikan anggota kelompok yang tidak berpartisipasi. Tujuannya adalah untuk meyakinkan individu bahwa tanggungjawab individu dalam cooperative learning memiliki andil yang besar dalam penyelesaian tugas karena tugas merupakan kewajiban bersama.
b. Laboratories & Projects
Dalam metode ini, nilai individu ditentukan dari kontribusi yang diberikan. Hal ini digunakan guru sebagai cara untuk menengahi ketidakadilan apabila hasil kerja kelompok disama ratakan antara siswa yang aktif dan pasif dalam kelompok tersebut. Metode ini memang bermula dari suatu kondisi bahwa seringkali terjadi kecurangan individu pada saat harus bekerja secara bersama sama dalam satu kelompok. Selain itu setiap aspek proyek dan laboratorium menjadi suatu pertimbangan khusus bagi guru untuk memberikan penilaian pada siswa.
c. Jigsaw
Jigsaw merupakan metode dalam cooperative learning yang menekankan pada masing-masing keahlian individu dalam satu tim. Dalam suatu kelompok, setiap individu mendapatkan bagiannya masing-masing sesuai dengan keahliannya. Namun hasil dari kerja kelompok tersebut tetap menjadi tanggungjawab bersama sehingga setiap individu harus memahami keseluruhan tugas yang dikerjakan secara parsial oleh masing-masing individu tersebut.
d. Peer Editing
Peer editing dalam cooperative learning merupakan suatu upaya untuk melatih siswa berpikir secara kritis. Peer editing merupakan satu alternative, di mana pasangan pasangan kelompok saling memberikan kritik atau penilaian atas tugas yang diselesaikan oleh kelompok yang lainnya.
e. Peer-led Team
Learning Peer-led team learning menekankan pada kerja kelompok yang dipimpin oleh seserang professional (pemimpin kelompok yang sudah terlatih).Masingmasing para pemimpin kelompok diberikan pelatihan terlebih dahulu sebelum nantinya diminta untuk mendampingi kelompok-kelompok belajar yang akan dibentuk. Norman (2005: 6) menambahkan satu lagi metode dalam Cooperative learning, yakni:
f. STAD (Student Team Achievement Divison) STAD merupakan suatu metode yang menekankan pada pengorganisasian kelas. Metode ini mendorong siswa untuk bekerja bersama dalam satu kelompok dan bertanggungjawab atas pembelajaran semua anggota kelompok. Menurut metode ini, pembelajaran dikatakan berhasil apabila semua anggota kelompok berhasil melalui proses belajar tersebut dan mencapai tujuan pembelajaran. Konsep-konsep STAD meliputi penghargaan kelompok, tanggungjawab individu, dan kesetaraan peluang untuk sukses.
Referensi:
Felder, Richard M. & Brent, Rebecca. 2007. Cooperative learning. P.A. Mabrouk, ed., Active Learning: Models from the Analytical Sciences, ACS Symposium Series 970, Chapter 4, pp. 34–53. Washington, DC: American Chemical Society.
Gillies, Robyn.M. & Ashman, Adrian F. 2003. Co-operative learning. London: Routledge Falmer.
Jollife, Wendy. 2007. Cooperative learning in the classroom. London: Paul Chapman Publishing.
Norman, Dion G. 2005. Using STAD in an EFL Elementary School Classroom in South Korea: Effects on Student Achievement, Motivation, and Attitudes toward Cooperative Learning. Asian EFL Journal.
Sumber : maarifdiy.com/wp-content/uploads/2015/09 COOPERATIVE-LEARNING-.pdf
Demikian penjelasan mengenai Cooperative learning