Hadirnya program pendidikan profesi guru (PPG) yang secara masif diselenggarakan di seluruh Indonesia membuka harapan baru, terutama dalam peningkatan kesejahteraan guru. Setiap peserta PPG tentu berharap bisa lulus, tetapi tidak sekadar memiliki peningkatan kompetensi melainkan juga peningkatan pendapatan melalui tunjangan profesi guru (TPG). TPG merupakan idaman bagi setiap guru.

Upacara di MIN 1 Yogyakarta
Meskipun demikian, tidak semua guru bisa ikut PPG, apalagi mendapatkan TPG. Masih banyak guru-guru non PNS dan sebagian besar mengajar di sekolah swasta yang harus menerima gaji jauh di bawah standar. Sementara pemasukan dari sekolah hanya mengandalkan bantuan dari biaya operasional sekolah (BOS). Jumlah BOS juga tergantung pada jumlah murid yang ada, semakin sedikit jumlah murid, semakin kecil jumlah BOS yang diterima.
Lantas apakah kita hanya akan berdiam diri dan mengandalkan anggaran dari pemerintah? Jika melihat potensi yang ada, sebetulnya masyarakat bisa ikut terlibat dan bergerak melalui partisipasi masyarakat. Mengedepankan konsep kolaborasi yang melibatkan Akademisi, Bisnis, Komunitas, Pemerintah, dan Media. Atau dikenal dengan sebutan Pentahelix.
Saya percaya masing-masing dari mereka punya potensi yang saling mendukung, jika bisa disatukan dan dikelola dengan benar. Misal, bagi seorang pengusaha, uang Rp100.000 sebulan bukanlah sesuatu yang memberatkan. Jika ada 100 orang yang siap patungan dengan sistem autodebet, secara otomatis akan terkumpul Rp10.000.000, yang bisa digunakan memberikan tunjangan tambahan untuk guru yang membutuhkan.
Atau jika masyarakat ingin bergabung, misal dengan angka Rp10.000 saja setiap bulan, ada 1000 orang yang siap ikut. Jumlah yang terkumpul juga sama Rp10.000.000. Uang Rp10.000, sama dengan uang saku anak sekolah dalam satu hari.
Dari langkah kecil dan kepedulian semacam ini, jika dilakukan secara masif akan berdampak positif dalam mendukung pendidikan di Indonesia. Saya teringat sebuah sabda Nabi Muhammad SAW. kisah tentang dua orang bersaudara. Yang satu bekerja untuk menafkahi saudaranya, yang fokus untuk mencari ilmu.
“Ada dua orang bersaudara di zaman Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam. Yang satu biasa datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (untuk menuntut ilmu syar’i), sedangkan yang satunya lagi bekerja. Maka orang yang bekerja ini mengeluh kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang saudaranya (yang menuntut ilmu). Beliau pun bersabda, “Bisa jadi kamu diberi rezeki (oleh Allah) karena sebab ia (saudaramu yang menuntut ilmu agama)” (HR. Tirmidzi)
Bisa jadi, dengan kita mendukung orang-orang yang mencari ilmu, menjadi jalan bagi Allah SWT. untuk membukakan pintu-pintu rizki yang lebih berkah dan lebih banyak. Untuk itu kami melangkah, melalui program Risalah Jumat Peduli Guru. [r]
![]()