MATERI SEMESTER 2 BAHASA INDONESIA K13 KELAS 7 Bab 5 Puisi Rakyat

materi bahasa indonesia kelas 7 semester 2

Pelajaran bahasa Indonesia di kelas 7 merupakan tahap pengenalan terhadap tata bahasa yang lebih kompleks. Di kelas ini, siswa akan belajar tentang penggunaan tanda baca yang tepat, penggunaan kata kerja tak beraturan, serta penggunaan kata ganti orang, tempat, dan waktu. Selain itu, siswa juga akan mempelajari jenis-jenis kalimat dan cara menyusun kalimat yang benar sesuai dengan aturan tata bahasa Indonesia.

Pelajaran bahasa Indonesia di kelas 7 juga mencakup pengenalan terhadap teks-teks sastra seperti cerita rakyat, puisi, dan drama. Siswa akan diajarkan cara memahami makna teks sastra dan mengekspresikan pemahaman tersebut melalui kegiatan menulis dan berbicara. Selain itu, siswa juga akan belajar menghargai dan menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam teks sastra tersebut. Dengan demikian, pelajaran bahasa Indonesia di kelas 7 tidak hanya mengajarkan tata bahasa yang benar, tetapi juga membantu siswa untuk mengembangkan empati dan menghargai kekayaan budaya Indonesia.

MATERI SEMESTER 2 BAHASA INDONESIA K13 KELAS 7

Bab 5 Mewarisi Nilai Luhur dan Mengkreasikan Puisi Rakyat

Materi Pokok yang ada di BAB 5 ini Adalah :

  • Mengenal dan Memahami Puisi Rakyat 
  • Menyimpulkan Isi Puisi Rakyat 
  • Menelaah Struktur dan Kebahasaan pada Puisi Rakyat 
  • Menyajikan Puisi Rakyat secara Lisan dan Tulis 

Rangkuman Materi Bahasa Indonesia Kelas 7 BAB 5 Semester 2

BAB 5 MEWARISI NILAI LUHUR DAN MENGKREASIKAN PUISI RAKYAT

Puisi rakyat merupakan warisan budaya bangsa yang wajib kita pelihara. Untuk mengenal lebih jauh tentang jenis-jenis puisi rakyat maka silahkan simak penjelasannya di bawah ini :

 

  1. Mengenal dan Memahami Puisi Rakyat

Puisi rakyat berupa puisi/pantun, syair, dan gurindam.

 

  1. Pantun

Pantun adalah puisi Melayu yang mengakar dan membudaya dalam masyarakat. Pantun dikenal dengan banyak nama di berbagai bahasa di Nusantara, tonton (bahasa Tagalog), tuntun (bahasa Jawa), pantun (bahasa Toba) yang memiliki arti kurang lebih sama, yaitu sesuatu ucapan yang teratur, arahan yang mendidik, bentuk kesantunan. Pantun tersebar hampir diseluruh Indonesia.

Fungsi pantun di semua daerah (Melayu, Sunda, Jawa, atau daerah lainnya) sama, yaitu untuk mendidik sambal menghibur.

 

Melalui pantun kita menghibur orang dengan permainan bunyi bahasa, menyindir (menegur bahwa sesuatu itu kurang baik) secara tidak langsung, atau memberi nasihat. Ini bukan berarti orang kita tidak tegas kalau hendak mengatakan sesuatu, tetapi dapat dikatakan bahwa kita memiliki gaya tersendiri dalam mengungkapkan sesuatu. Melalui pantun leluhur kita terkesan lebih santun untuk menegur atau menasihati orang secara tidak langsung agar orang yang kita tuju tidak merasa malu atau dipojokkan.

 

Ciri-ciri pantun dapat dilihat berdasarkan bentuknya. Ciri-ciri ini tidak boleh diubah. Jika diubah, pantun tersebut akan menjadi seloka, gurindam, atau bentuk puisi lama lainnya.

 

Ciri-ciri pantun

–       Tiap bait terdiri atas empat baris (larik).

–       Tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata.

–       Rima akhir setiap baris adalah a-b-a-b.

–       Baris pertama dan kedua merupakan sampiran.

–       Baris ketiga dan keempat merupakan isi.

 

Contoh pantun :

Akar keladi melilit selasih,

Selasih tumbuh di hujung taman;

kalungan budi junjungan kasih,

Mesra kenangan sepanjang zaman.

 

Baik bergalas baik tidak,

Buli-buli bertali benang;

Baik berbalas baik tidak,

Asal budi sama dikenang.

 

  1. Syair

Syair adalah salah satu puisi lama. Syair berasal dari Persia dan dibawa masuk ke Nusantara bersama dengan masuknya Islam ke Indonesia. Kata atau istilah syair berasal dari bahasa arab yaitu syi’ir atau syu’ur yang berarti “perasaan yang menyadari”, kemudian kata syu’ur berkembang menjadi syi’ru yang berarti puisi dalam pengetahuan umum.

 

Dalam perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair negeri Arab. Penyair yang berperan besar dalam membentuk syair khas Melayu adalah Hamzah Fansuri dengan karyanya, antara lain: Syair Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir.

 

Ciri-ciri syair antara lain :

  1. Setiap bait terdiri dari empat baris.
  2. Setiap baris terdiri atas 8-14 suku kata.
  3. Bersajak a-a-a-a.
  4. Semua baris adalah isi.
  5. Bahasa yang digunakan biasanya berupa kiasan.

 

Contoh syair :

Inilah gerangan suatu madah

Mengarangkan syair terlalu indah

Membetuli jalan tempat berpindah

Di sanalah iktikat diperbetuli sudah

 

  1. Gurindam

Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari negeri India. Istilah gurindam berasal dari bahasa India, yaitu kirindam berarti “mula[1]mula” atau “perumpamaan”. Gurindam sarat nilai agama dan moral. Tak dimungkiri bahwa gurindam bagi orang dulu sangat penting dan dijadikan norma dalam kehidupan. Seperti apakah gurindam sebenarnya? Gurindam adalah puisi lama (Melayu) yang sangat penting sebagai warisan budaya.

 

Ciri gurindam

–       terdiri atas dua baris dalam sebait

–       tiap baris memiliki jumlah kata sekitar 10-14 kata

–       tiap baris memiliki rima sama atau bersajak A-A, B-B, C-C, dan seterusnya

–       merupakan satu kesatuan yang utuh.

–       baris pertama berisi soal, masalah, atau perjanjian

–       baris kedua berisi jawaban, akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama. (isi atau maksud gurindam terdapat padabaris kedua)

 

contoh gurindam :

Jika hendak mengenal orang berbangsa,

lihat kepada budi dan bahasa.

 

Jika hendak mengenal orang mulia,

lihatlah kepada kelakuan dia.

 

  1. Menyimpulkan Isi Puisi Rakyat

–       Dengan membaca puisi rakyat kita dapat memahami isi yang berupa nilai-nilai luhur warisan nenek moyang.

–       Melalui membaca puisi rakyat kita dapat menyimpulkan makna dan nilai yang terkandung di dalamnya.

  1. Menelaah Struktur dan Kebahasaan pada Puisi Rakyat

Pada saat menelaah puisi rakyat dari segi bentuk dan bahasa, yang harus dilakukan adalah menelaah ragam pola pengembangan pantun serta struktur pantun, struktur dan bahasa gurindam serta struktur dan aspek kebahasaan pada syair.

 

Berikut ini yang harus di pahami dalam Menelaah Struktur dan Kebahasaan pada Puisi Rakyat

  1. Kalimat Perintah

Kalimat perintah adalah kalimat yang berisi atau bermaksud memberi perintah atau suruhan.

Contoh:

Buanglah sampah pada tempatnya

 

  1. Kalimat saran

Kalimat saran adalah kalimat yang berisi tentang saran kepada orang lain untuk kebaikan orang lain (sebaiknya, seyogyanya).

Contoh:

Sebaiknya kau pikir dahulu

Demi keputusan yang tepat

 

  1. Kalimat ajakan

Kalimat ajakan adalah kalimat yang berisi ajakan kepada orang lain untuk melakukan suatu perbuatan (ayo dan mari).

Contoh:

Marilah kita jaga agar lestari

 

  1. Kalimat seru

Kalimat seru adalah kalimat yang mengungkapkan rasa hati, seperti kagum, heran, senang, dan sedih (alangkah, betapa, dan bukan main).

Contoh:

Alangkah indahnya alam Indonesia ini.

Wahai, pemuda Indonesia teruslah berjuang melestarikan budaya kita.

 

  1. Kalimat larangan

Kalimat larangan adalah kalimat yang berisi larangan agar orang lain tidak melakukan kegiatan (jangan, hidari).

Contoh:

Janganlah berprasangka buruk kepada sesama

 

  1. Kata penghubung yang sering digunakan pada puisi rakyat

– Kata penghubung tujuan

Merupakan kata penghubung modalitas yang menjelaskan maksud dan tujuan suatu acara atau tindakan (supaya, untuk, agar, dan guna).

– Kata penghubung sebab (kausal)

Menjelaskan bahwa suatu peristiwa atau tindakan terjadi atas sebab tertentu (sebab, sebab itu, karena, dan oleh karena itu).

– Kata penghubung akibat

Konjungsi yang menggambarkan suatu peristiwa atau tindakan terjadi atas sebab peristiwa lain. Konjungsi yang dipakai adalah sehingga, sampai, dan akibatnya.

– Kata penghubung syarat

Konjungsi syarat yang menjelaskan suau hal bias terpenuhi apabila syarat yang ada dipenuhi, atau dijalankan. Contoh kata yang digunakan adalah jika, jikalau, apabila, asalkan, kalau, dan bilamana.

 

  1. Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk

Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu subjek dan satu predikat.

Contoh:

Pagi-pagi saya sarapan.

 

  1. Kalimat majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki lebih dari satu subjek atau predikat. Kalimat majemuk terjadi dari penggabungan dua kalimat dasar atau lebih.

 

  1. Kalimat majemuk bertingkat

adalah kalimat yang terjadi dari beberapa kalimat tunggal yang kedudukannya tidak setara/sederajat.

 

  1. Kalimat majemuk hubungan syarat

Ditandai dengan : jika, seandainya, asalkan,apabila, andaikan

Contoh : Jika hidup bermalas-malasan, masa depan tak tentu arah.

 

  1. Kalimat majemuk hubungan tujuan

Ditandai dengan : agar, supaya, biar.

Contoh : Agar hidup tercapai tujuan, hendaklah pemuda rajin belajar.

 

  1. Kalimat majemuk konsensip

Ditandai dengan : walaupun, meskipun, biarpun, kendatipun, sungguh pun.

Contoh : Walaupun belajar banyak godaan, tetaplah teguh mencapai harapan.

 

  1. Kalimat majemuk hubungan penyebaban

Ditandai dengan : sebab, karena, oleh karena

Contoh : Hari ini aku bersedih karena berpisah dengan sahabat.

 Hari ini aku bersedih karena berpisah dengan orang terkasih.

 

  1. Kalimat majemuk hubungan perbandingan

Ditandai dengan: ibarat, seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, lebih baik.

Contoh : Belajar di waktu kecil seperti melukis di atas batu.

 

  1. Kalimat majemuk hubungan akibat

Ditandai dengan : sehingga, sampai-sampai, maka

Contoh :

Dian belajar begitu keras sehingga dapat memenangi olimpiade itu.

 

  1. Kalimat majemuk hubungan cara

Contoh : Dengan cara menjual koran, dia mendapatkan uang untuk hidup

Dengan berpikir cermat generasi muda menggapai asa.

 

  1. Menyajikan Puisi Rakyat secara Lisan dan Tulis

Sebelum menulis puisi rakyat, yang perlu di perhatikan adalah sebagai berikut :

–       Tentukan ide yang akan disampaikan (kalau hidup bekerja keras kelak hidupnya menjadi sukses).

–       Menata ide menjadi dua larik (dengan bunyi akhir yang berbeda).

–       Memilih kosakata yang diakhir dengan bunyi seperti dua larik.

–       Membuat larik sampiran dari benda/kondisi yang tidak berkaitan langsung dengan isi.

–       Menata kembali kalimat/larik dengan rima dari kosakata yang berima sama.

–       Menata pantun secara logis.

 

Langkah membuat gurindam dan syair hampir sama dengan langkah membuat pantun hanya saja perlu disesuaikan dengan syarat gurindam dan syair.

 

Demikianlah rangkuman pelajaran Bahasa Indonesia kelas 7 SMP khususnya BAB 5 semester 2 tentang Mewarisi Nilai Luhur dan Mengkreasikan Puisi Rakyat. Semoga rangkuman materi ini dapat membantu para siswa yang akan belajar atau mengetahui isi rangkuman materi yang ada pada mata pelajaran Bahasa Indonesia BAB 5 semester 2.