BANDUNG — Sejumlah 266 siswa SMP dan SMA/sederajat dari 56 sekolah di Jawa Barat mengikuti Kompetisi Roket Air Regional atau dikenal dengan “KRAR 2018”, di Kota Baru Parahyangan, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat selama dua hari yakni dari tanggal 8-9 September 2018 ini.
Menurut Kepala Puspa Iptek Sundial, Joko Santoso, kompetisi ini diselenggarakan oleh Pusat Peragaan Iptek (PP-IPTEK), Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dan Pusat Peragaan Iptek (Puspa Iptek) Sundial, Padalarang-Bandung.
“Untuk peserta didasarkan pada usia 12 sampai 16 tahun. Pesertanya itu dari SMP dan SMA dan anak SMK juga ada ikut. Tahun ini ada 266 siswa peserta dari 56 sekolah di Jawa Barat,” ujar Joko kepada wartawan, Sabtu (8/9).
Lomba Roket Air 2018
Ia mengatakan, khusus tahun ini pihaknya membatasi jumlah peserta yang ikut hal ini terkait penggunaan lokasi atau tempat untuk kompetisi roket air itu. Minat peserta dari setiap sekolah untuk mengikuti ajang inj cukup tinggi setiap tahunnya. Hanya saja, tahun ini dibatasi oleh panitia mengingat fasilitas yang digunakan.
“Jika itu di Bale Pare Kota Baru Parahyangan yang bisa menampung hingga 500 peserta. Kebetulan Bale Pare sedang direnovasi dan ruangan di sini cuma bisa menampung 260 peserta,” katanya.
Joko menuturkan tujuan utama diselenggarakan kompetisi roket air tersebut ialah untuk memperkenalkan teknologi peroketan sejak dini kepada generasi muda. Serta, dalam rangka penyebarluasan sains dan teknologi secara mudah dan menyenangkan.
“Bagi kami memperkenalkan Puspa Iptek Sundial kepada publik jawa barat bahwa di Jawa Barat ini ada pusat sains yang bisa dikunjungi oleh masyarakat jika ingin mengadakan acara kunjungan atau field trip yang berkembangan dengan teknologi,” tuturnya.
Joko menyampaikan pihaknya sudah delapan tahun melaksanakan kompetisi roket air regional Jawa Barat. Yakni, sejak 2010 sampai sekarang. “Alhamdulillah peserta yang ikut setiap tahunnya meningkat baik dari kuantitas peserta atau jumlah sekolah. Hal ini juga kan dalam rangka penyebarluasan science dan teknologi secara mudah dan menyenangkan,” terangnya.
Perlombaan roket air juga, kata dia, mengajarkan siswa berbagai disiplin ilmu kepada generasi muda seperti teknologi kedirgantaraan, ilmu fisika, hingga ilmu matematika. Selain kompetisi roket air, pihaknya juga menyelenggarakan Teacher Workshop gratis untuk guru pendamping.
Pada kompetisi ini, kata dia, peserta akan berlomba untuk mendesain roket air serta meluncurkannya sebuah roket yang dirakit oleh peserta sendiri dengan sasaran di jarak 55 meter. Pemenang akan ditentukan berdasarkanjarak pendaratan terdekat dari pusat sasaran yang ditentukan.
Penyelenggaraan kompetisi ini, menurut Joko, dilakukan dalam rangka menyeleksi 10 orang peserta yang akan mewakili Jawa Barat di Kompetisi Roket Air Nasional pada tanggal 28 September hingga 1 Oktober 2018 di PPIPTEK TMII Jakarta. Nantinya, di tingkat nasional tersebut diseleksi peserta yang akan membawa nama Indonesia di Kompetisi Roket Air Internasional se-Asia Pasiflk, yang tahun ini akan diselenggarakan di Singapura pada November ini. (sumber : republika online “226 Siswa di Jabar Ikuti Kompetisi Roket Air”)