Cara Membiasakan Hidup Sederhana pada Anak. SAHABAT KELUARGA – Arus Globalisasi merambah cepat ke seluruh pelosok dunia, tak terkecuali Indonesia. Adanya Perkembangan teknologi yang semakin cepat menyebabkan menjamurnya perangkat media massa dan elektronik. Hal ini mengakibatkan perubahan perilaku dan gaya hidup masyarakat.
Ekses modernisasi pada anak dan remaja sudah sangat mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Ada perbedaan nilai pada anak dan remaja generasi sebelumnya. Adanya Perbedaan tersebut nampak dari kecenderungan perilaku pada anak dan remaja jaman sekarang yang dihadapkan pada gaya hidup mewah dan mengutamakan kesenangan semata sebagai tujuan hidup manusia.
Sangat dibutuhkan peran orang tua untuk dapat membiasakan pola hidup sederhana kepada anak sejak dini. Yakni berperilaku yang disesuaikan dengan keadaan yang sebenarnya. Sikap atau gaya hidup ini mementingkan pemenuhan kebuhuhan utama seperti makanan bergizi, tempat tinggal, pendidikan, dan kesehatan dalam keluarga.
Gaya hidup sederhana diperlukan untuk menghindari perilaku berfoya-foya. Membiasakan pola hidup sederhana harus dilakukan dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga. Oleh karena itulah, peran orang tua sebagai contoh bagi anak sangat penting diterapkan. Jikalau orang tua terbiasa dengan pola hemat, coba tularkan pada anak agar mengikuti hal yang sama. Jika orang tua belum terbiasa, menjadi pengingat diri sendiri bahwa pola hidup sederhana sudah harus dibiasakan untuk anak.
Berikut kiat membiasakan hidup sederhana dari Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga, Kementerian Pendidikan dan Keluarga.
1. Memberikan Pemahaman Tentang Kepemilikan
Berikan pemahaman yang tepat pada anak mengenai kepemilikian, baik uang maupun barang. Hal tersebut membuat anak mengerti bahwa yang menjadi haknya adalah miliknya sendiri. Caranya, dengan mengenalkan cara menggunakan kepemilikan sesuai dengan aturan.
Jelaskan juga bahwa kepemilikan pribadi dipergunakan secara bertanggung jawab sesuai kebutuhan, kepemilikan keluarga dipergunakan sesuai aturan keluarga, kepemilikan orang lain dipergunakan atas seizin pemilik dan kepemilikan umum digunakan sesuai aturan yang berlaku.
2. Memberikan Pemahaman Tentang Fungsi Uang
Mengenalkan fungsi uang kepada anak bisa dilakukan sejak dini atau saat ia mulai bisa berhitung. Kenalkan konsep belanja, menabung, menyumbang (berbagi) kepada anak secara bertahap.
Berikan informasi sebanyak mungkin tentang apa yang ingin diketahuinya tentang uang. Pada fase ini, kenalkan pula sedikit demi sedikit tentang pola hidup hemat, sehingga kebiasaan menghabiskan uang jajan dapat dikurangi.
3. Mengajak Anak Berbelanja
Media belajar yang paling tepat untuk mengajarkan manfaat dan fungsi uang adalah pasar tradisional. Dengan mengajak anak berbelanja, anak akan mengetahui bagaimana interaksi antara penjual dan pembeli, serta penggunaan uang.
Libatkan anak secara langsung dalam transaksi berlanja, misalnya dengan memberi kesempatan anak memilih buah dan membayarnya pada si penjual. Jangan lupa, berikan penjelasan sederhana tentang dari mana sayuran atau buah-buahan yang dijual itu ada, agar anak punya gambaran mengapa harus membayar sekian rupiah untuk membelinya.
4. Membiasakan Menabung
Setelah anak mengetahui fungsi uang, mulai biasakan anak untuk menabung. Jelaskan pada anak tentang arti menabung dan apa saja manfaatnya.
Berikan contoh pengalaman Anda saat menabung agar anak memahami bukti konkret dari manfaat menabung. Jelaskan juga mengenai perbedaan kebutuhan dan keinginan agar anak tidak terjebak kebiasaan boros.
5. Membiasakan Berbagi
Untuk membiasakan pola dan perilaku hidup hemat, bisa dilakukan dengan cara berbagi. Berikan informasi yang mudah dicerna dan logis pada anak, bahwa lingkungan di sekitar kita tidaklah sama, ada yang berkecukupan dan ada pula yang kekurangan. Bagi yang berkecukupan maka sebaiknya memberikan sebagian yang dimiliki kepada yang sedang kekurangan.
Banyaknya kegiatan keagamaan juga bisa digunakan sebagai media belajar, seperti misalnya, ketika sedang beribadah ke masjid, berikan si kecil uang untuk dimasukan ke kotak amal. Atau anak juag bisa diajak membeli makanan untuk dibawa ke panti asuhan.
6. Menggunakan Benda/Alat Secara Bijaksana
Menghargai uang berarti mendidik anak menggunakan uang secara bijaksana. Belilah sesuatu karena memang dibutuhkan. Jika ada pakaian atau perlengkapan sekolah yang masih bisa dipakai, manfaatkan hal itu dahulu sebelum membeli yang baru.
7. Kreatif Mencari Alternatif Pengganti
Dalam memenuhi kebutuhan dalam keluarga, Ayah Bunda dituntut untuk kreatif dalam mencari alternatif pengganti. Seperti misalnya, jika daging atau ayam mahal, maka tak ada salahnya menggantinya dengan tempe atau tahu yang lebih murah. Jelaskan pada anak tentang hal tersebut.
Begitu juga dalam membeli kebutuhan sekunder, seperti misalnya perangkat komunikasi. Jika belum bisa membeli ponsel yang canggih dan mahal, maka belilah ponsel sederhana, tahan lama dengan harga terjangkau.
8. Menyesuaikan Keinginan dan Kemampuan
Langkah penting yang perlu ditanamkan pada anak tentang hidup sederhana adalah memiliki sesuatu benda atau materi perlu disesuaikan dengan kondisinya.
Keinginan yang tidak terkendali akan mengganggu perkembangan anak dan lingkungan. Anak-anak boleh memiliki keinginan, namun tidak boleh menggangu hak orang lain.
9. Membedakan Keinginan dan Kebutuhan
Mendidik anak bersikap dan bertindak sederhana dalam keluarga dimulai dari kemampuan membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Keinginan adalah dorongan pemenuhan kebutuhan yang tidak pokok, sementara kebutuhan adalah pemenuhan kebutuhan pokok.
10. Membuat Target Keinginan
Mintalah anak untuk memilih target yang akan dipenuhi dengan uang tabungannya. Misalnya, berlibur atau membeli mainan yang sudah lama diidam-idamkan. Ajarkan anak untuk menyisihkan 20-30 persen dari tabungannya untuk memenuhi keinginannya dan sisanya disimpan sebagai cadangan.
Minta anak membuat daftar keinginan agar termotivasi untuk menabung. Orang tua dapat membantu membuatkan daftar agar anak paham bahwa ada cara yang menyenangkan untuk menghabiskan uangnya.
Menabung bukan berarti mereka harus pelit pada dirinya sendiri. Ajari anak melakukan sesuatu untuk sebuah tujuan. Dengan tabungan yang cukup, apa yang diinginkan akan mudah didapat.
11. Mengajak Anak ke Bank
Saat anak berusia lima tahun, buatkan tabungan atas nama anak. Libatkan anak untuk menyerahkan buku tabungan ke kasir bank. Dengan melihat langsung transaksi yang dilakukan di bank akan membantu anak memahami makna uang.
Dengan menanamkan hal ini, si kecil akan semakin kuat memahami fungsi uang dan manfaatnya, serta peka dengan lingkungan sosial di sekitarnya. Jangan lupa, perilaku orang tua juga sangat berpengaruh. Si kecil tidak akan menerapkan kebiasan hemat jika kerap melihat kedua orang tuanya menghambur-hamburkan uang. (Bunga Kusuma Dewi/sumber: Buku Seri Pendidikan Orang Tua-Membiasakan Hidup Sederhana melalui http://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=4382)
Demikin tips mengajari anak hidup sederhana dengan mengetahui Cara Membiasakan Hidup Sederhana pada Anak semoga anak menjadi anak yang baik.