Yogyakarta ~ Guru untuk kesejahteraan mendapatkan sertifikasi. Padahal yang memperjuangan guru sertifikasi, yakni para operator pendataan pendidikan notabene pejuang data hanya bisa gigit jari.
Ibaratnya, guru setelah sertifikasi beli motor, operator dapa pendidikan hanya bisa beli sumbu kompor. Sampai sekarang tidak terbantahkan lagi para operator data pendidikan hidupnya belum sejahtera.
Demikian ditegaskan Pribowo Putro MM, Kasubag Umum Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Kementerian Pendidikan Seluruh Indonesia (FOPPSI) di Hotel Grace, Dagen, Sabtu (29/10). Rakernas yang berlangsung Minggu (30/10) diikuti 260 anggota dari 24 provinsi. Hadir dan memberi sambutan dalam kesempatan tersebut Kepala Dikpora DIY Kadarmanta Baskara Aji, Bayu Haryana M.Si (mewakili Gubenur DIY), Basuki Rahmad (Ketua Umum FOPPSI), Arya Riswanti (Ketua Rakernas). Dalam kesempatan itu, Basuki Rahmad menyerahkan Kartu Tanda Anggot (KTA) Istimewa FOPPSI kepada Bayu Haryanta dan Kadarmanta Baskara Aji.
Menurut Pribowo Putro, para operator pendataan selama ini terlupakan kesejateraannya. Ada anggapan, kalau pendidikan hanya identik dengan guru. “Padahal di belakang guru, soal data pendidikan selama ini yang mengerjakan para operator pendataan pendidikan” Ucapnya.
Sri Sultan HB X dalam sambutan tertulis yang dibacakan Bayu Haryana menyebutkan, soal data pendidikan masih mengalami kesulitan karena faktor SDM. geografis. Padahal data yang valid dan akurat bisa membuat keputusan yang bijaksana.
Soal data, Kadarmanta Baskara Aji juga menyinggung data pokok pendidikan (Dapodik, EMIS untuk Kemenag) valid, akurat sangat penting.
Sumber Kedaulatan Rakyat Cetak