Kartini Masa Kini: Kisah Ratih harus Menempuh Perjalanan Empat Jam untuk Mengajar

Dalam artikel ini kami akan membahas kisah inspiratif seorang guru yang ada di tengah pedesaan dimana setiap hari harus menempuh perjalanan selama 4 jam. Semoga dapat menjadi inspirasi di momentum Hari Kartini.

Kartini Masa Kini: Kisah Ratih harus Menempuh Perjalanan Empat Jam untuk Mengajar

GURU.OR.ID, Jambi—Peringatan Hari Kartini jatuh pada tanggal 21 April. Tanggal ini dijadikan momentum berharga oleh bangsa Indonesia, khususnya para perempuan di Indonesia. Tak terkecuali oleh tenaga pendidik perempuan yang tidak kenal lelah dalam membentuk karakter siswa dan membekalinya dengan ilmu akademis serta non akademis.

Perempuan dengan nama lengkap Raden Adjeng Kartini atau R.A Kartini lahir di Jepara, Hindia Belanda pada 21 April 1879. Ia dikenal sebagai pelopor pendidikan. “Pendidikan” satu hal yang dipandang mulia oleh R.A Kartini. Sampai ia memiliki pandangan bahwa suatu kejahatan jika tanpa kecakapan yang sempurna berani menyodorkan diri sebagai pendidik.

Peringatan Hari Kartini selalu digambarkan dengan perjuangan seorang wanita. Hal ini juga dialami oleh seorang tenaga pendidik. Betapa banyak pelopor pendidikan yang terus tumbuh di Indonesia yang dijadikan kisah inspiratif untuk masyarakat.

Melalui masing-masing tantangan yang di hadapi setiap waktunya. Kisah ini dialami oleh Bu Ratih Hermiyati. Guru Matematika SMPN 10 Batang Hari. Letaknya di perbatasan Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Batang Hari. Ia harus menempuh perjalanan selama empat jam.  Dua jam untuk perjalanan berangkat dan dua jam untuk perjalanan pulang ke rumah.

Setiap pagi ia melakukan perjalanan yang tidak sebentar ini. Bermodalkan rasa ikhlas dan tanggung jawab ia jalani guna memberikan pendidikan untuk anak-anak di daerah pedesaannya.

Sitem yang berubah karena adanya wabah covid-19, mengharuskan Ratih untuk memanfaatkan group Facebook Batanghari Belajar di Rumah (BBDR). Karena keterbatasan akses bahwa setiap orang tua tidak mempunyai HP atau laptop, maka Ratih berinisiatif memanfaatkan group tersebut.

Forum belajar bersama di FB Live BBDR yang diinisiai oleh fasilitator pembelajaran Tanoto Foundation. Dalam hal ini, BBDR ada guru yang secara bergantian memandu pembelajaran live selama satu jam.

 

Selain itu juga ada penugasan lewat WhatsApp Group dimana tugas yang telah selesai dikerjakan difoto dan dikirim ke guru.

 

Meskipun ada keterbatasan teknologi, siswa yang tidak mempunyai HP, menitipkan tugasnya kepada temannya dan dikirimkan di FB BBDR. Betapa pendidikan masih jauh dikatakan merdeka jika keadaan seperti ini.

Masih banyak kisah inspiratif yang dapat dijadikan pelajaran bagi kita semua, khususnya tenaga pendidik yang tidak pernah merasa kalah oleh keadaan. Tetap memberikan pembelajaran meskipun jarak harus ditempuh tidak sebentar. Bertanggungjawab karena memang sudah menjadi keikhlasan penuh yang tumbuh dalam dirinya.

Selamat hari Kartini!!