Penelitian tindakan kelas kerap menemui kendala, dari observasi terhadap penelitian tindakan kelas (PTK) para guru di DIY dan Jateng akhir-akhir ini, tersebutlah kajian teori sebagai tersangka utama. Hampir 90% guru yang menyusun Penelitian tindakan kelas PTK, mengalami kendala yang cukup berarti dalam Kajian Teori. Bentuk-bentuk kendala yang dimaksud –antara lain- adalah sebagai berikut.
Kendala Kajian Teori PTK (Penelitian Tindakan Kelas) :
- Guru mengalami kesulitan mencari sumber teori karena metode yang terapkan relatif baru bagi guru.
- Guru tidak dapat mengakses internet dengan baik, mengalami kesulitan mencari sumber yang valid di antara sumber-sumber internet yang diduga hanya yang tidak valid karena faktor copy paste.
- Tidak tersedianya buku-buku terkait PTK, metode pembelajaran, media, dan teori belajar di sekolah.
- Guru mengalami kesulitan besar dalam merangkai sumber menjadi kajian teori.
- Guru mengalami kendala berarti dalam membuat kutipan yang benar, hal ini menjadi penyebab timbulnya plagiarisme tanpa disadari.
Solusi Kendala Kajian Teori PTK (Penelitian Tindakan Kelas)
Lakukan hal-hal berikut untuk mengatasi kesulitan yang dialami. Tindakan berikut ini tidak berarti tanpa kesungguhan dan keyakinan Anda. Oleh karena itu, lakukan tindakan perbaikan dengan sungguh-sungguh dan yakin.
Pertama, teori dapat diambil dari internet, baik dari e-book, e-journal, maupun blog pribadi tokoh penemunya. Tentang mind map misalnya, Anda dapat membuka laman Tony Buzan yakni www.tonybuzan.com Cara yang dapat Anda tempuh adalah tulis mind map para halaman pencarian google.
Kedua, cermati laman-laman yang muncul pada hasil pencarian Anda. Tidak perlu tergesa-gesa mengklik. Pastikan sumber yang Anda klik adalah laman yang asli atau tepercaya dan bukan blog dengan nama alay.
Ketiga, bicarakanlah dengan kepala sekolah bahwa guru juga perlu belajar. Tanpa buku-buku yang dapat dipelajari di sekolah guru tidak dapat banyak berbuat. Bila demikian kondisinya, perbaikan pembelajaran melalui PTK tidak akan dapat terwujud. Oleh karena itu, sangat tepat apabila Anda mengusulkan pengadaan perpustakaan untuk guru meski hanya satu almari. Minta juga kepada kepala sekolah untuk memasang wifi.
Keempat, biasakanlah membuat tanda kalimat pada paragraf yang Anda susun. Berilah warna merah untuk kalimat topik, warna biru untuk kalimat penjelas. Bila paragraf Anda sudah ada dua unsur pokok itu, maka Anda masih perlu melakukan pencermatan terhadap kalimat. Pencermatan kalimat dimulai dari kemunculan subjek dan predikat, baru kemudian objek atau keterangan. Kalimat, “Tentu saja tidak mudah dilakukan siswa” Kalimat ini tidak mengandung subjek. Coba Anda buat pertanyaan, “Apa yang tidak mudah dilakukan siswa?” Bila Anda tidak dapat menjawab apa dan siapa pada kalimat Anda, besar kemungkinan Anda kehilangan Subjek. Coba ubah kalimat di atas menjadi “Tentu saja hal itu tidak mudah dilakukan siswa”, atau “Tentu saja, group investigation tidak mudah dilakukan siswa”
Bagaimana bila Anda justru ragu-ragu terhadap hilangnya predikat? Solusinya adalah, (a) buat pertanyaan apa-siapa dan mengapa, (b) buatlah kalimat pendek. Potong kalimat panjang menjadi kalimat pendek sehingga Anda mudah mengontrolnya.
Coba perhatikan, “Berbagai kendala dalam berbicara yang selama ini ditemukan guru selama mengajar di kelas VIII” Dapatkah Anda menjawab pertanyaan apa dan mengapa? Anda mengalami keragu-raguan, bukan? Sadarkan Anda bahwa kalimat Anda yang panjang tersebut tidak berpredikat? Coba hilangkan kata ‘yang’ ‘selama’ dan ‘ini’ sehingga menjadi “Berbagai kendala berbicara ditemukan guru selama mengajar di kelas VIII” Jelas bukan, sekarang? Atau tambahkan kata ‘terdapat’ pada awal kalimat sehingga menjadi, “Terdapat berbagai kendala dalam berbicara yang selama ini ditemukan guru selama mengajar di kelas VIII”
dan Kelima, sebutkan sumber yang Anda baca. Jangan ada yang disembunyikan. Bila Anda mendapatkan sumber dari web atau blog, tulislah nama penulisnya, tahun tulisan, dan alamat laman. Pada daftar pustaka, cantumkan nama (nama terakhir di depan), tahun, judul tulisan, alamat laman, dan tanggal Anda mengakses. Coba perhatikan.
“Menurut Buzan (1998) mind map adalah teknik grafis yang memanfaatkan berbagai keterampilan kortikal, seperti kata, gambar, angka, logika, ritme, warna dan kesadaran spasial melalui cara yang sangat unik.” Atau “Mind map adalah teknik grafis yang memanfaatkan berbagai keterampilan kortikal, seperti kata, gambar, angka, logika, ritme, warna dan kesadaran spasial melalui cara yang sangat unik” (Buzan, 1998)
Pada Daftar Pustaka, Anda tuliskan sebagai berikut.
Buzan, Tony. 1998. Mind Map. http://www.tonybuzan.com/about/mind-mapping/ Diakses, 27 Juli 2015.
Bila Anda membaca buku, cantumkan nama pengarang, tahun, dan halaman pada kalimat atau paragraf yang Anda kutip. Bila Anda membaca kutipan penulis pada bukunya, maka Anda tetap harus mencantumkan nama penulis awal, via, nama penulis yang Anda kutip, tahun, dan halaman. Coba perhatikan, “Group investigation is a successful and extensively researched cooperative learning strategy that involves task specialization (Slavin, 1995).” Oleh karena Anda tidak membaca Slavin tetapi membaca artikel jurnal yang memuat Slavin, maka Anda juga harus mencantumkan nama penulis jurnal dan tahun jurnal. Coba cermati,”Group investigation is a successful and extensively researched cooperative learning strategy that involves task specialization (Slavin via Mitchell, dkk., 2008). Pada Daftar Pustaka Anda tidak perlu menyebutkan Slavin tetapi mencantumkan nama penulis yang Anda kutip
Demikian Kendala Kajian Teori PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dan Solusinya semoga para guru bisa memahami sehingga mempermudah dan memotivasi dalam melakukan penelitian tindakan kelas.
Sumber : maarifdiy.com Kendala Kajian Teori PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dan Solusinya