Beberapa dari orang tua siswa SD Model Ngemplak Sleman Kamis (29/9/2016) sambangi kantor Ombudsman RI. Mereka mengadukan adanya tindakan “bullying” karena mengkritisi adanya pungutan liar yang dilakukan pihak sekolah melalui Komite Sekolah.
Ferry, salah seorang dari orangtua mengatakan bullying terjadi saat ia bersama beberapa orangtua menyampaikan kritikan atas pungutan liar di SD Model Sleman. Menurunya, kejadian perilaku agresi para orang tua yang tergabung dalam grup aplikasi Whatsapp tersebut dirasakan tidak semestinya dan seolah menjadi intimidasi bagi para orang tua yang tak sepakat dengan pungutan.
“Hampir di semua grup orang tua masing-masing kelas membahas dengan topik yang hampir mirip, bahkan ada yang sampai dihubungi secara pribadi dan menanyakan mengapa menyekolahkan anak di SD Model apabila tak bersedia membayar (pungutan, red). Kata-katanya beragam bahkan mengatakan mental gratisan dan intinya ingin mengatakan bahwa SD Model tak sama dengan SD lain di sekitarnya, bahkan menyindir kalau tak kuat bayar jangan sekolah di SD Model,” Jelasnya.
Ferry menyampaikan, ia bersama para orang tua yang menolak pungutan liar mampu untuk membayarkan sejumlah uang tersebut, tapi aturan negara tak tak memperbolehkan adanya pungutan tersebut. “Kami memperjuangkan agar semua anak dari seluruh strata sosial bisa sekolah di SD Model, bukan berdasarkan uang yang harus dibayarkan, kualitas bukan berdasar uang,” lanjut Ferry.
Sementara itu Nanang, satu orangtua murid lain mengungkap selama ini SD Model tak pernah transparan dalam menampilkan pengelolaan keuangan sekolah. “Sekolah tak pernah ada kemufakatan dan pukul rata saja, kasarnya masuk SD Model harus bayar,” ungkap Nanang.
Sementara Rizky Fatahillah advokat LBH Yogyakarta selaku pendamping para orang tua sangat menyesalkan adanya bullying melalui grup-grup Whatsapp itu. “Kami sangat menyesalkan mengapa ketika ada kritik malah dibully dan seolah membenarkan pungli dengan mengatakan bahwa hal tersebut wajar,” Jelasnya.
Dalam menanggapi adanya aduan tersebut, Ombudsman RI DIY segera mengambil langkah untuk memanggil pihak SD Model dan Komite Sekolah terkait. “Kami akan panggil SD Model dan Komite Sekolah, kami juga akan minta mereka membuat kanal aduan agar tak ada lagi dinamika yang mengarah pada konflik antarpara orangtua,” ungkap Kepala Ombudsman RI DIY yakni Budi Masturi.
Sumber http://krjogja.com/web/news/read/11093/Kritisi_Pungutan_Orang_Tua_Siswa_SD_Model_Malah_Dibully_di_WA