Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) baru, Muhadjir Effendy, menyatakan materi mengenai bahaya rokok kemungkinan akan dimasukkan dalam pendidikan karakter di sekolah. Tapi, ia mengaku belum memiliki konsep khusus terkait integrasi antara pendidikan karakter dengan materi bahaya rokok ini.
“Materi itu bisa ditanamkan melalui pendidikan karakter. Bentuknya seperti apa, belum saya pikirkan,” Tutur dia, Kamis (25/8/2016).
Ia hanya menegaskan bahwa materi bahaya rokok tak akan dijadikan mata pelajaran (mapel). Muhadjir menuturkan jumlah mapel di sekolah saat ini sudah banyak sehingga penambahan mapel-mapel baru belum mungkin dilakukan untuk saat ini.
“Kalau secara eksplisit dalam bentuk mapel, tidak mungkin. Sebab, seolah-olah nanti semua permasalahan harus masuk kurikulum. Misalnya, mau ada soal antikorupsi, teror, lalu kini bahaya rokok,” ujar Muhadjir.
Sementara itu, berdasarkan data dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indinonesia (IAKMI), jumlah perokok muda dari usia 10 tahun – 14 tahun kian bertambah. Pada 2001, jumlah perokok usia 10 tahun – 14 tahun tercatat sebanyak 1,9 juta orang. Pada 2010, jumlahnya meningkat hingga mencapai 3,9 juta jiwa. (Republika/guru.or.id)