Kumpulan Quotes Falafu-Memberi Jarak pada Cinta
dan Kehilangan-kehilangan yang Baik
Falafu adalah seorang penulis sebuah buku dan aktif sebagai penulis artikel lepas dan social media planner. Namanya mungkin masih asing didengar. Selain itu, dia juga menulis di blog dan masih aktif di media sosial Instagram. Nama aslinya adalah Farah Fatimah, kelahiran Samigaluh, Kulon Progo. Sebuah daerah pegunungan yang ada di kabupaten Kulon Peogo.
Tulisan-tulisannya mampu membius semua kalangan. Bahasa yang sederhana mampu membawa kita pada kehidupan yang sesungguhnya. Not only about love, but also life. Pada bukunya kali ini, akan terkesan seperti anak muda sekali, namun ketika bersedia untuk membacanya lebih jauh, memahaminya secara utuh bahwa buku tersebut sangat menyeimbangkan logika agar terus berfikir rasional tanpa banyak kehawatiran. Bukan kah hidup ini sudah sesuai kadar-Nya? Berikut beberapa quotes yang mana membuat pembaca mampu tersenyum tanpa sebab dan berfikir it called life.
“Jika aku menangis aku tidak akan pernah malu di hadapanmu—sekali pun seperti anak kecil. Kamu tahu benar kapan waktunya aku akan bercerita tanpa kamu tanya ‘kapan’ aku akan melakukannya.” – Falafu
“Manusia begitu mudah menghakimi tanpa tahu kejadiannya secara pasti. Membicarakan hidup orang lain tanpa pernah mengenalnya. Semoga, kita selalu pandai dalam mengingat kebaikan dari segala yang pernah kita lihat. Dan menjadi manusia yang pandai dalam mendokan kebaikan untuk hal yang belum diketahui.” – Falafu
“Ada begitu banyak manusia yang menganggap kerja keras dan usahanya adalah yang paling kuat. Lalu, memandang sebelah mata kehidupan orang lain. Menganggap, kehidupannya lah yang paling hebat—merasa bahwa setiap kegagalan selalu dipandang sebagai hal yang pantas diterima orang lain. Dengan harapan, bahwa usaha yang kita lakukan tidak akan pernah sebanding atas apa yang sudah Tuhan berikan.” – Falafu
“Terkadang, kita ingin menjadi manusia pelupa. Misalnya dengan pura-pura melupa bahwa pernah mencintai seseorang yang salah.” – Falafu
“Dia yang bersedia memaafkanmu, mengerti dengan benar bahwa melakukan kesalahan juga adalah bagian dari upayamu untuk bertahan hidup.” – Falafu
“Aku mampu mendengarmu lebih banyak dari kedua mata mu, itu adalah saat aku mencintai lewat sepi seperti ini.” – Falafu
“Jangan berikan apa pun kepada mereka, sekali pun rasa takut yang menghampiri mu.” – Falafu
“Aku mampu memunculkan jutaan alasan lain untuk kembali mengingat mu. Namun, aku juga punya jutaan alasan untuk berhenti memikirkan ku.” – Falafu
“Aku tidak begitu suka menerima turut berduka cita. Kalau pun tidak ada, aku percaya kalau manusia tersebut memang memiliki seragam batik tidak apa-apa.” – Falafu
“Seberapa keras kau ku lupakan. Lagi-lagi, menemukan mu adalah hal mudah untuk ku lakukan.” – Falafu
“Berilah jeda. Karena jeda yang kita ambil akan membuat kita kembali percaya tanpa mengingat ingkar yang pernah tinggal di dalam jantung. Karena jeda untukmu bisa kembali tersenyum tanpa mengingat kesedihan yang pernah tinggal.”
“Jangan pernah memilih untuk memunculkan pilihan saat kamu sudah lebih dulu membuat keputusan—sekali pun aku tidak pernah tahu sepangjang apa ‘selamanya’ yang kerap orang lain bicarakan dengan lantang.” – Falafu
“Alasan ku untuk tidak suka dalam membandingkan ialah agar aku tidak benci pada dunia, dan itu sudah tidak pernah aku lakukan sejak lama.” – Falafu
Tentunya, masih banyak sekali tulisan-tulisan baik yang mampu kita ambil pelajaran setelahnya. Karena keterbatasan suatu hal, teman-teman semua bisa membacanya langsung. Bukankah, komunikasi terbaik itu antara mata dengan mata?