Usia 0-6 tahun diyakini menjadi masa pertumbuhan yang cepat bagi seorang anak. Bahkan ada yang menyebut 80% pertumbuhan otak anak berkembang pada masa ini. Maka sering juga disebut usia emas atau golden age.
Maka tidak sedikit orang tua yang ingin segera menyekolahkan anak pada usia dini. Dengan berbagai alasan, misal sekolah dianggap sebagai tempat yang tepat karena memiliki berbagai fasilitas yang mendukung anak berkembang.
Selain itu, banyak orang tua memiliki alasan karena kesibukan bekerja. Sehingga lebih nyaman anak bersekolah ketimbang diasuh orang lain.
Menurut psikolog, Elly Risman, pengasuhan anak seringkali dilakukan mengikuti trend. Padahal yang diperlukan anak pada usia awal adalah kedekatan anak dengan ibu-bapaknya.
Untuk melatih motorik anak, permainan yang paling baik bagi seorang anak ada tubuh ibu-bapaknya. Di rumah anak juga bisa belajar mengembangkan daya imajinatifnya dengan berinteraksi dengan orang tua.
Masa Tepat Masuk Sekolah
Lebih lanjut Elly Risman menyebut, masa yang tepat untuk menyekolahkan anak adalah ketika otak-otak anak sudah bersambungan yakni dalam usia tujuh tahun. Menurut data yang ia miliki, lebih dari 60% orang tua menyekolahkan anak usia 6 tahun, 15% menyekolahkan anak pada usia 5 tahun.
Usia di bawah tujuh tahun anak lebih nyaman bermain di rumah mereka. Tidak perlu menyediakan beragam permainan buatan pabrik. Karena orang tua bisa membuat aneka permainan buatan sendiri dengan sederhana.
Dampak Negatif Terlalu Dini Menyekolahkan Anak
- Anak-anak kehilangan masa kanak-kanak. Sehingga mungkin akan terjadi ketika dewasa mereka akan bersikap kekanak-kanakan.
- Anak-anak bisa mengalami kebosanan, tanpa bisa diduga pada usia berapa mereka bosan. Jika anak sekolah pada usia tujuh tahun, maka bisa diprediksi misal pada kelas lima akan bosan. Pada masa ini, guru sudah memiliki cara untuk menghilangkan kebosanan.
- Masa anak-anak membutuhkan bermain tanpa perlu harus terstruktur. Biarkan anak-anak bermain sesuai dengan minat mereka. Jika mereka terlalu dini diajari banyak aturan maka kreatifitas mereka tidak berkembang dengan maksimal.
Masa anak-anak merupakan waktu untuk belajar bersama-sama. Untuk melatih motorik halus anak. Membangun empati anak. Baru pada tahap selanjutnya anak-anak bisa bermain ‘dengan’ teman lainnya. Melatih motorik kasar anak. [e]