Materi dan RPP Bahasa Indonesia Kelas XI Merancang Karya Ilmiah

materi dan rpp bahasa indonesia kelas xi

Memasuki semester genap materi karya ilmiah, di artikel ini kami bagikan RPP Bahasa Indonesia kelas XI tema Karya Ilmiah dengan sub tema merancang karya ilmiah.

Kompetensi dasar dari pembelajaran ini adalah Mengidentifikasi informasi, tujuan, dan esensi sebuah karya
ilmiah yang dibaca; dengan indikator (1) Mengidentifikasi informasi, tujuan, dan esensi sebuah karya ilmiah (2) Mengidentifikasi informasi, tujuan, dan esensi sebuah karya ilmiah.

Kompetensi dasar merancang karya ilmiah yang kedua adalah Merancang informasi, tujuan, dan esensi yang harus disajikan dalam karya ilmiah. Indikatornya adalah (2) Merancang informasi yang harus disajikan dalam karya ilmiah (2) Merancang tujuan yang harus disajikan dalam karya ilmiah. (3) Merancang esensi yang harus disajikan dalam karya ilmiah

Model pembelajaran yang cocok untuk mengajarkan materi merancang karya ilmiah kelas XI SMA adalah Problem Based Learning (PBL). Dengan kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) siswa dapat mengidentifikasi dan merancang informasi, tujuan, dan esensi dalam karya ilmiah dengan rasa ingin tahu, tanggung jawab,dan komunikatif selama proses pembelajaran

materi dan rpp bahasa indonesia kelas xi

Materi dan RPP Bahasa Indonesia Kelas XI Merancang Karya Ilmiah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

 

Satuan Pendidikan     : SMA Negeri 1 Sukajadi

Pelajaran                     : Bahasa Indonesia

Kelas/ Semester          : XI/ Genap Tema  : Karya Ilmiah

Sub Tema                    : Merancang Karya Ilmiah

Alokasi Waktu            : 10 Menit

Pertemuan Ke             : 2 (Kedua)

A.     Kompetensi Inti (KI)

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri

sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan

metoda sesuai kaidah keilmuan

 

  1. Kompetensi Dasar (KD)
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.14    Mengidentifikasi             informasi, tujuan, dan esensi sebuah karya ilmiah yang dibaca 3.14.1      Mengidentifikasi informasi, tujuan, dan esensi sebuah karya ilmiah

3.14.2      Mengidentifikasi informasi, tujuan, dan esensi sebuah karya ilmiah

4.14 Merancang informasi, tujuan, dan esensi yang harus disajikan dalam karya ilmiah 4.14.1      Merancang informasi yang harus disajikan dalam karya ilmiah

4.14.2      Merancang     tujuan     yang     harus disajikan dalam karya ilmiah.

4.14.3      Merancang     esensi     yang     harus disajikan dalam karya ilmiah

 

  1. Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Peserta didik dapat mengidentifikasi dan merancang informasi, tujuan,  dan  esensi dalam karya ilmiah dengan rasa ingin tahu, tanggung jawab,dan komunikatif selama proses pembelajaran

D.     Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Uraian Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan 1.               Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa, dan mengecek kehadiran siswa

2.               Guru melakukan apersepsi dan menyampaikan korelasi pada pembelajaran yang lalu dengan pembelajaran saat ini dan memberikan motivasi

3.               Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, lingkup materi yang dipelajari dan teknik penilaian

2

Menit

Inti 1.       Guru menjelaskan materi karya ilmiah

2.       Guru membagikan beberapa contoh teks karya ilmiah

3.       Peserta didik membaca contoh teks karya ilmiah yang telah dibagikan oleh guru

4.       Siswa berdiskusi bersama kelompok dan menggali informasi yang ada dalam contoh teks karya ilmiah yang dibagikan

6

Menit

Kegiatan Uraian Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
5.               Peserta didik memberikan tanggapan terhadap teks karya ilmiah yang dibaca.

6.               Guru dalam diskusi bersama peserta didik menelaah  dan mendiskusikan bersama isi, esensi dalam teks karya ilmiah untuk menemukan dan merancang informasi, tujuan, dan esensi pada teks karya ilmiah

7.               Peserta didik menyajikan hasil laporan diskusi temuannya bersama kelompok dan memberikan kesimpulan di depan kelas terhadap teks karya ilmiah

yang dibagikan sebelumnya

Penutup 1.       Peserta didik menyimpulkan dan merefleksi hasil kegiatan pembelajaran dan guru memberikan umpan balik

2.       Guru memberikan penugasan dan menginformasikan pembelajaran rencana kegiatan pembelajaran di pertemuan selanjutnya

3.       Menutup pembelajaran dengan berdoa kepada Tuhan YME secara bersama-sama.

2

Menit

 

  1. Penilaian
    1. Teknik Penilaian:
      1. Penilaian Sikap : Observasi/pengamatan
      2. Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
      3. Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja/ Praktik/ Portofolio

2.       Bentuk Penilaian:

  1. Observasi : Lembar pengamatan aktivitas peserta didik
  2. Tes tertulis : Uraian dan lembar kerja
  3. Unjuk kerja : Lembar penilaian presentasi
  4. Portofolio : Pedoman penilaian portofolio

3.       Remedial (Jadwal Tentative – Remidial Dilakukan Sesuai dengan Capaian Ketuntasan Siswa dalam Pemahaman Materi yang Diajarkan)

Pembelajaran remedial dilakukan bagi Peserta didik yang capaian KD nya belum tuntas

  1. Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching secara klasikal, atau tutor sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan
  2. Tes remedial, dilakukan sebanyak 3 kali dan apabila setelah 3 kali tes remedial belum mencapai ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis

4.       Pengayaan (Jadwal Tentative – Sesuai dengan Hasil Temuan Permasalahan Siswa dalam Pemahaman Materi yang Diajarkan)

Bagi Peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran pengayaan sebagai berikut:

  1. Siswa yang mencapai nilai diberikan materi masih dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan
  2. Siswa yang mencapai nilai diberikan materi melebihi cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan

Tarakan, 17 Juli 2020

Guru Mata Pelajaran, Mengesahkan

Kepala SMA Negeri 1 Tarakan,

Setiawan, S.Pd

NUPTK 51627676468130133

Apriana, S.Pd.T

NIP 1963102621987032004

Teks Karya Ilmiah

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya sastra klasik merupakan karya sastra kultur dan etnik (daerah). Bangsa-bangsa di kawasan Asia Tenggara sangatlah beruntung karena memiliki khazanah sastra klasik yang amat beragam dan kaya. Wilayah-wilayah kultur dan etnik itu masing-masing memiliki sastra kasik, yang semuanya memiliki sifat-sifat yang khas. Karya sastra ini timbul dan berkembang pada zaman yang belum mengenal istilah demokrasi, HAM, industrialisasi, globalisasi, dan anasir-anasir modern lainnya. Sastra klasik sebagian besar berakar dari sikap hidup tradisional yang feodal. Hal yang wajar apabila kemudian muncul pertanyaan, nilai apa lagi yang masih dianggap relevan dan bermanfaat dari penelitian sastra klasik dalam konteks kehidupan yang serba modern seperti sekarang.

Dalam karya-karya klasik memang terkandung pemikiran-pemikiran yang dekaden, penuh tahayul, dan menidurkan. Hal itu sulit dimungkiri. Cerita-cerita masa lampau mengandung banyak unsur yang tidak relevan lagi dengan napas modernisme maupun semangat demokratisasi. Karya dan kehidupan klasik (tradisional) sulit dipisahkan dari unsur feodalis dan mistisme. Namun demikian, hal lain yang tidak boleh terlupakan pula bahwa sastra klasik adalah catatan hidup dan kehidupan manusia masa lampau; sebagai bagian dari karya-karya kemanusiaan; itu artinya, karya- karya klasik pun tidak mungkin lepas dari nilai-nilai kemanusiaan yang universal.

Ujar Syariati (1994) bahwa masa lampau dan masa kini merupakan sebuah jurang. Antara keduanya memerlukan sebuah jembatan. Pertemuan antara keduanya sangatlah penting untuk membangun satu bentuk konvergensi kultural yang berkepribadian, tanpa harus kehilangan identitas dan esensi kebangsaannya. Penggalian terhadap sastra klasik diharapkan dapat memperoleh nilai pengalaman, perasaan, dan pemikiran esensial kemasyarakatan. Pemerolehan akan nilai-nilai tersebut, menurut Syariati (1994) sangat bermanfaat untuk menambah kearifan dan kebijakan hidup, baik di masa sekarang maupun pada masa yang akan datang.

Penggalian-penggalian terhadap hal-hal di atas telah banyak dilakukan para filolog maupun ahli-ahli dari disiplin ilmu lainnya (antropolog, sosiolog, dan sebagainya). Hasilnya mereka mengakui bahwa karya- karya sastra klasik ternyata sarat nilai. Dalam karya-karya klasik banyak terkandung pesan-pesan moral, didaktis, dan adat istiadat (Djamaris, 1990;Fang, 1991; Danawidjaja, 1994). Temuan-temuan tersebut tentunya bukan sesuatu yang final. Yang selama ini dilakukan umumnya masih terpisah-pisah, hanya berfokus pada karya sastra itu sendiri. Jenis sastra Melayu Islam merupakan karya klasik yang belum mendapat perhatian sebagaimana mestinya. Padahal karya-karya ini lebih dominan dalam khazanah perkembangan sastra Nusantara. Penulis menemukan kajian- kajian terhadap masalah ini baru sampai pada sajian-sajian  makalah. Oleh karena itu, penulis berpendapat bahwa kajian yang lebih mendalam terhadap masalah ini amatlah penting untuk dilakukan.

Fokus dan Kerangka Teori

Di atas telah dikemukakan bahwa sastra klasik merupakan salah satu sumber kultural yang sangat penting. Di dalamnya terkandung nilai-nilai kemanusiaan yang universal. Di samping itu, memang diakui bahwa dalam karya-karya klasik dijumpai pula unsur-unsur kehidupan  tradisional  yang dekaden, mistisme, yang tidak relevan dengan suasana modern dan semangat demokratisasi. Sastra klasik adalah fenomena multidimensional. Terliput di dalamnya persoalan-persoalan struktur, sejarah, dan kultur. Oleh sebab itu, untuk sampai pada pengertian yang sesungguhnya, penulis membatasinya pada persoalan kultur, dalam spesifikasi pandangan (nilai- nilai) moral.

Yang termasuk ke dalam karya klasik itu sendiri jumlahnya sangat banyak dan beragam. Dalam kaitannya dengan struktur kesejarahannya, dikenal adanya sastra klasik Hindu, sastra klasik Buddha, sastra klasik zaman peralihan, sastra klasik Islam. Karya sastra klasik yang dimaksud dalam penelitian ini dibatasi hanya pada sastra klasik dengan struktur Melayu dalam latar belakang keislaman. Pembatasan ini berdasarkan alasan bahwa sastra klasik masyarakat Melayu Islam merupakan khazanah sastra paling dominan di Nusantara (Djamaris, 1990: Fang, 1991).

Penelitian di atas memerlukan dukungan dari teori-teori sastra, teori moral, dan antropologi. Teori sastra diperlukan untuk mengkaji ciri-ciri sastra klasik dari masyarakat Melayu Islam, khususnya dikaitkan dengan konteks moral yang ada di dalamnya. Teori moral digunakan untuk mengidentifikasi konsep-konsep moral yang (mungkin) ditemukan dalam karya sastra melayu Islam itu, sedangkan teori antropologi diperlukan guna menganalisis struktur sosial budaya masyarakat Melayu Islam, dalam kaitannya dengan sistem moral yang tertuang dalam karya sastra yang diciptakan.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut.

  1. Mendeskripsikan struktur sastra Melayu Islam, yang meliputi alur, tokoh, latar, dan
  2. Mendeskripsikan kategori-kategori moral yang tertuang dalam karya sastra Melayu
  3. Merumuskan karakteristik umum dari setiap kategori moral yang terdapat dalam masyarakat Melayu

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Sastra

Penjelasan tentang “Apa itu sastra?”, dapat dikemukakan berdasarkan berbagai sudut pandang. Dalam kajian ini, penjelasan akan dikemukakan seperlunya, sesuai dengan tujuan untuk memahami kedudukan sastra dalam kaitannya dengan ajaran keislaman. Dalam memahami hakikat sastra, paling tidak ada dua pandangan yang selama ini berkembang. Pertama, pandangan Platonis, yang beranggapan bahwa karena sifatnya tiruan, maka sastra itu kurang bernilai dibandingkan dengan kenyataannya itu sendiri. Lebih dari itu, menurut Plato bahwa para seniman hanyalah menonjolkan sifat-sifat rendahan manusia, yang emosional, tidak pada segi rasionalitas, yang dianggapnya sebagai unsur kemanusiaan yang paling mulia dan luhur.

Sehubungan dengan keberatan-keberatan dari Plato, Aristoteles menanggapinya sebagai berikut. Bahwa sastrawan tidak seperti apa yang dikatakan Plato, yang begitu saja menirukan atau menyajikan kembali peristiwa atau keadaan tertentu yang kebetulan dicatat atau diselidikinya. Namun, ia mengolahnya sedemikian rupa sehingga ia menampilkan unsur-unsurnya yang umum, di samping yang khas. Apa yang merupakan ciri khas dalam sastra, adalah sifat rekaannya yang sangat erat dengan bahasa. Dalam karya sastra, setiap kata, setiap tanda, betapa pun tampak remehnya tanda itu, misalnya titik dan koma, tetapi ia memiliki fungsi dan makna tersendiri; tanda-tanda itu tidak ada yang tidak terpakai, semuanya berfungsi sebagai penyandang bermakna.

(Sumber: “Nilai-nilai Moral dalam Karya Sastra Melayu Klasik Islam”, Kosasih)

Demikian materi dan RPP Materi dan RPP Bahasa Indonesia Kelas XI Merancang Karya Ilmiah semoga menjadikan para pendidik mudah dalam mengajar bahasa Indonesia kelas XI. Bagi para guru yang mencari RPP Bahasa Indonesia Kelas XI bisa mencari di tag : RPP Bahasa Indonesia Kelas XI semoga bermanfaat.